History Education: DASAR-DASAR PENELITIAN SEJARAH




HISTORY EDUCATION



Tuesday 5 November 2013

DASAR-DASAR PENELITIAN SEJARAH

A. Tahap Penelitian Sejarah
Sebelum melakukan penelitian sejarah, seseorang harus menetapkan topik penelitian. Tahapan penelitian sejarah disebut dengan metode sejarah. Meode sejaraha dalah usaha sejarawan dalam pemburuan jejak-jejak masa lampau dengan berdasarkan prinsip-prinsip yang sisematis dan seperangkat aturan-aturan untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, baik sumber-sumber kepustakaan (dokumen) maupun sumber-sumber wawancara. Tujuannya agar di dalam mencari sumber-sumber sejarahd apat lebih spesifik dan terarah. Menentukan topik penelitian sejarah harus berdasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti kedekatan emosional, kemampuan akademis dan tujuan praktis. Hal ini sangat  penting untuk mencapai keberhasilan sebuah penelitian. Kedekatan emosional terkait soal minat dan kedekatan emosi atau lokasi antara penelitian dan topic penelitian. Kemampuan akadmeis berhubungan dengan kemampuan keilmuan peneliti dalam mengerjakan topic penelitian. Adapun tujuan praktis dilatarbelakangi oleh faktor biaya yang dikeluarkan dan waktu yang dibutuhkand alam penelitian. Setelah menentukan topik, tahapan penelitian sejarah selanjutnya adalah heuristic, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
Berikut adalah tahapan dalam penelitian sejarah

  1. 1    Heuristik atau Pengumpulan Sumber
Heurisik adalah langkah awal dalam penelitian sejarah untuk mengumpulkan sumber-sumber yang relevan aau sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. Istilah heuristic berasal dari kaa yunani, heurikein yang berarti menemukan. Untuk melacak sumber sejarah, seorang sejarawan dapat mengumpulkan dokumen yang tersebar di perpustakaan atau instansi tertentu, mengunjungi situs sejarah, atau mewawancarai saksi sejarah (metode sejarah lisan)
Perlu diingat bahwa peristiwa masa lalu terdiri atas begitu banyak periode dan topic, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan milier. Dengan demikian , sumber-sumber datanya pun beraneka ragam sehingga usaha untuk menemukan sumber-sumebr daa sejarah akan sanga sukar. Untuk mempermudah dalam mencair sumber sejarha, kita harus membuat rumusan masalah yang akan diteliti dan melakukan klasifikasi atau penggolongan dari sekian banyak sumber tersebut. Dengan membuat rumusan masalah, keakuratan data dapat dicapai walaupun tidak semua sumber daa tersedia. Empat yang bisaa menyimpan sumber-sumber sejarah adalah perpustakaan dan kantor arsip. Kantor arsip nasional di Indonesia adalah ANRI atau Arsp Nasional Republik Indonesia yang berada di Jakarta Selatan. Kantor ANRI memuat berbagai macam dokumen sejarah Indonesia, terutama dokumen-dokumen pada masa penjajahan VOC dan pemerintah colonial Belanda.


  1. 2   Verifikasi atau Kritik Sumber
Verifikasi atau kritik sumber adalah usaha untuk menilai sumber-sumber sejarah yang telah terkumpul. Kritik sumber-sumber sejarah tersebut dilakukan untuk menguji kebenaran aau ketepatan (akurasi) sumber-sumber sejarah tersebut. Kritik meliputi kritik ekstern dan kritik intern.

a.       Kritik Ekstern
Kritik ekstern dilakukan utnuk menilai keaslian aau otentisitas bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber-sumber sejarah . Sebuah dokumen yang berfungsi sebagai sumber sejarah dianggap otentik atau asli jika benar-benar hasil karya aau benda peninggalan dari pemiliknya atau pembuatannya. Untuk menentukan apakah sumber sejarah ersebut asli, seorang sejarawan harus melakukan  ujian dan tes terhadap sumebr sejarah tersebut. Penelitian yang dapat dilakukan oleh sejarawan, misalnya menilai tentang waktu pembuatan dokumen (hari dan tanggal ) dan bahan (keras) yang dipakai untuk membuat sumber sejarah tersebut. Sejarawan juga dapat melakukan kritik ekstern dan menyelidiki tina untuk penulisan dokumen guna menemukan usia dokumen. Sejarawan dapat pula melakukan kritik ekstern dengan  mengidentifikasi tulisan tangan, tanda tangan, meterai, atau jenis hurufnya.
Setelah penelitian otentisitas sumber sejarah selesai, sejarawan harus menguji secara kritis inegritas sumber sejarah. Maksudnya sejarawan harus mengetahui apakah sumber itu tetap terpelihara keasliannya atau idak selama proses pendokumenan atau pencatatan dair pelakus ejarah. Apabila kesaksian itu telah diubah apda suatu waktu sejak diebrikan pertama kali dan perubahan-perubahan ini tidakd apat dilacak kebenarannya maka sumber sejarah tersebut sudah dianggap tidak otentik lagi dan kehilangan integritasnya. Integritas dan otentisitas sumber sejarah adalah dua aspek kritik ekstern yang sangat penting.

b.       Kritik Intern
Kritik intern adalah suaha untuk menentukan atau menyeleksi kredibilitas sumber-sumber sejarah yang telah  terkumpul. Kritik intern mengacu pada kebenaran isi dari sumber-sumber sejarah. Kritik ekstern dan kritik intern dilakukan untukmenyeleksi data yang  berasald ari sumber sejarah menjadi fakta sejarah. Kritik intern dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menilai secara intrinsik sumber-sumber sejarah dan membandingkan berbagai sumber sejarah.
Penilaian intrinsic dilakukan dengan menentukan sifat sumebr-sumber sejarah dan kredibilitas narasumber atau penulis sejarah. Maksudnya,s ejawrawan menentukan apakah keerangan atau informasi yang diberikan oleh saksi atau narasumber tersebut benar atau tidak. Membandingkan berbagai sumber sejarah dapat dilakukan dengan cara menguji kebenaran berbagai kesaksian sumber-sumber sejarah yang ada. Hal tersebut dilakukan dengan cara mencocokkan kesaksian satu sumber sejarah dengan sumber sejarah lainnya untuk memastikan bahwa kesaksian atau informasi yang diperoleh kredibel.



  1. 3   Interpretasi
Interretasi adalah penafsiran terhadap sumber-sumber sejarah yang telah diverifikasi. Interpretasi inilah yang sering dianggap menimbulkan subjektivitas dalam penulisan sejarah. Akan tetapi, subjektivitas tidakd apat dipisahkan dalam penulisan sejarah karena tana penafsiran sejarawan, sumber sejarah tidak akan bisa bicara dan tidak akan bermakna apa-apa. Unsur subjektivitas dapat dihindari dengan cara mencantumkand ata dan keterangan dari mana data itu diperoleh. Dengan begitu, orang lain dapat melihat dan menafsirkan ulang peristiwa sejarah berdasarkan sumber-sumber yang telah kita cantumkan tersebut.
Interpretasi dalam sejarah ada dua macam, yaitu analisis dan sintesis
a.      Analisis
Analisis adalah menguraikan sumebr-sumber sejarah untuk memperoleh fakta sejarah. Analisis ditempuh untuk memperoleh penjelasan dari sumber sejarah yang tidak secara implicit membahas suatu peristiwa. Untuk melakukan analisis diperlukan pemikrian dan ketajaman penafsiran untuk memperoleh sebuah kesimpulan.
b.      Sintesis
Sintesis adalah menyatukan analisis-analisis dari sumber sejarah. Kadang-kadang perbedaan antara analisisd an sintesis dapat dilupakan, sekalipun dua hal ini penting untuk proses berpikir. Analisis dan sintesis sebenarnya adlaah satu kesatuan dari interpretasi atau analisis sejarah. Kedua hal ini berbeda secara bertingkat, tetapi tidak secara kategori. Sintesis dibutuhkan untuk menyatukan analisis-analisis dari sumebr sejarah guna mencapai tujuan penelitian, yaitu mewujudkan dalam bentuk tulisan atau karya sejarah.


4. Historiografi atau Penulisan Sejarah
Historiografi adalah proses penulisan laporan hasil penelitian sejarha. Menurut  Louis Gottschalk, historiografi adalah rekonstruksi yang imajinatif berdasarkan data yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah. Dalam menuliskan hasil penelitian, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekadar untuk kepentingan dirinya. Hasil penelitiannya juga akan dibaca oleh orang lain. Oleh karena itu, sejarawan harus juga akan dibaca oleh orang lain. Oleh karena itu, sejarawan harus memeprhatikan kaidah-kaidah dalam ilmus ejarah, seperti ktonologi, akurasi, dan objektivitas dalam menulis kisah sejarah. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam historiografi adalah keterampilan menulis melalui penggunaan kata-kata dan bahasa  yang mudah dipahami, menarik, dan ilmiah. Menulis karya sejarah merupakan suatu perpaduan antara kerja seni (art) dan kemampuan berpikir kritis serta analitis (science)
Penyajian penelitian sejarah dalam bentuk tulisan mempunyai tiga bagian, yaitu pengantar, hasil penelitian, dan simpulan.
a.      Pengantar
Pengantar sering disebut dengan istilah pendahuluan. Pengantar berisi tentang latar belakang, permasalahan (pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian), tujuan penulisan, tinjauan pustaka dan komentar kita tentang tulisan orang lain yang karyanya kita jadikan acuan, teori dan konsep yang dipakai, serta sistematika penulisan.


b.      Hasil Penelitian
Hasil penelitian merupakan wujud pengungkapan hasil penelitian sejarah dalam bentuk tulisan. Bagian ini menunjukkan kebolehan dan kepiawaian seorang sejarawan dalam menyajikan hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan. Tanggungjawab atau tidaknya seorang sejarawan terletak apda sikap dia untuk mempertanggungjawabkan catatan dan lampiran yang dipakai. Setiap fakta yang ditulis harus didukung oleh data.
c.       Simpulan

Simpulan menyajikan tentang jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya telah dirumuskan pada bagian pengantar. Akan tetapi, perlu diingat bahwa simpulan bukanlah rangkuman dari isi bab hasil penelitian.

4 comments:

  1. Keren Neena, Tingkatkan yah :D

    ReplyDelete
  2. Keren Neena, Tingkatkan yah :D

    ReplyDelete
  3. stujuh kalo bisa letakan sumbenya biar lebih keren lagi maksih

    ReplyDelete

 
COPYRIGHTED © NEENA NARENDRA DAFFA | RENNAFA.BLOGSPOT.COM | 2013 ALL RIGHTS RESERVED