History Education: August 2013




HISTORY EDUCATION



Sunday 25 August 2013

Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Setelah mengenal Tulisan

B. Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia setelah Mengenal Tulisan
Bangsa Indonesia mulai mengenal tulisan atau memasuki zaman sejarah sejak abad ke-5M. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan penemuan sebuah prasasti berupa yupa did aerah Muara Kaman, tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang merupakan peninggalan Kerajaan Kutai.
Tulisan merupakans uatu hal yang sangat penting bagi sebuah bangsa. Melalui tulisan, masa lalu dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya. Bukti-bukti tertulis tersebut berupa prasasti, kitab, dan dokumen.

1.     Prasasti
Prasasti adalah peninggalan tertulis yang dipahatkan dand ilukiskan pada bahan yang tidak mudah rusak, seperti batu atau logam. Prasasti dibuat untuk mengabadikan suatu peristiwa penting yang dialami oleh  seoang raja atau sebuah kerajaan. Contoh peninggalan tertulis berupa prasasti, antara lain tujuh buah yupa (peninggalan Kerajaan Kutai); Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Pasir Awi, Prasasti Tugu, Prasasti Muara Cianten (peninggalan kerajaan tarumanegara); prasasti kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuwo, Prasasti Telaga Batu, Prasasti Kota Kapur, Prasasti Karang Berahi, Prasasti Ligor, dan Prasasti Nalanda (peninggalan Kerajaan Sriwijaya); Prasasti canggal, Prasasti Matyasih / Prasasti Kedu, Prasasti Kalasan,d an Prasasti Klurak (peninggalan Kerajaan Mataram Kuno ). Prasasti-prasasti tersebut ada yang berhuruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno; berhuruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta; berhuruf Pallawa dan berbahasa Jawa Kuno; berhuruf Pranagari dan berbahasa Sansekerta.

                                                             

                                                                                    
                                                                         (Prasasti Tugu)

2.    Kitab
Kitab adalah sebuah karya sastra yang ditulis oleh para pujangga pada masa lampau. Sebuah kitab biasanya ditulis atas perintah raja yang isinya banyak memuat tentang keagungan dan kebesaran raja yang bersangkutan. Contoh kitab yang pernah ditulis, antara lain sebagai berikut :
a.      Pada zaman Kediri
Pada zaman Kediri dihasilkan kitab-kitab sebagai berikut :
1)    Kitab Arjunawiwaha
Kitab Arjunawiwaha merupakan karya Mpu Kanwa. Kitab ini meriwayatkan Arjuna yang bertapa untuk mendapatkan senjata guna keperluan perang melawan Kurawa
2)   Kitab Kresnayana
Kitab kresnayana merupakan karya Mpu Triguna. Kitab ini memuat riwayat Kresna semasa kecil. Cerita yang mirip dengan Kresnayana adalah cerita dalam Kitab Hariwangsa karya Mpu Panuluh, yang digubah pada zaman raja jayabaya. Kitab Hariwangsa berisi kisah perkawinan kresna dengan Dewi Rukhimi.
3)   Kitab Smaradahana
Kitab Smaradahana merupakan karya Mpu Dharmaja pada masa Sri Kameswara. Kitab ini mengisahkan hilangnya suami istri Dewa Kama dan Dewi Ratih karena api yang keluar dari mata ketiga Dewa Syiwa.

4)   Kitab Baratayudha
Kitab Baratayudha merupakan karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Kitab ini berisi tentang peperangan selama 18 hari antara keluarga Pandawa dan Kurawa di padang Kurusetra.
5)   Kitab Gatotkacasraya
Kitab Gatotkacasraya merupakan karya Mpu Panuluh. Kitab ini menceritakan perkawinan Abimanyu (putra Arjuna) dengan Siti sundhari atas bantuan Gatotkaca (putra Bima). Kitab Gatotkacasraya ditulis pada zaman Raja Jayabaya.

b.       Pada Zaman Majapahit I
Pada zaman Majapahit I dihasilkan kitab-kitab sebagai berikut :
1.     Kitab Negarakertagama
Kitab Negarakertagama ditulis pada zaman pemerintahan Hayam Wuruk oleh Mpu Prapanca. Kitab ini berisi mengenai Kerajaan Singasarid ari masa pemerintahan ken Arok (raja pertama singasari) hingga Raja Hayam Wuruk (Majapahit)
2.    Kitab Sutasoma
Kitab Sutasoma merupakan karya Mpu Tantular. Kitab ini menceritakan Sutasoma, putra raja yang kemudian mendalami agama Budha. Dalam kitab ini terdapat kata Bhinneka tunggal ika, tan hama dharma mangrwa. Artinya, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu, dan tidak ada hokum yang mendua. Kata Bhinneka Tunggal Ika inilah yang kemudian menjadi semboyan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
3.    Kitab Arjunawijaya
Kitab Arjunawijaya merupakan karya Mpu Tantular. Kitab ini mengisahkan Raja Arjuna Sasrabahu dan Patih Sumantri melawan raksasa Rahwana dari Kerajaan Alengka
4.    Kitab Kutaramanawa
Kitab Kutaramanawa merupakan karya Gajah Mada. Kitab ini disusun berdasarkan kitab hokum Kutarasastra dan kitab hokum Munawasastra, kemudian disesuaikan dengan hokum adat pada waktu itu.

c.       Pada Zaman Majapahit II
Pada zaman Majapahit II dihasilkan kitab-kitab, antara lain Pararaton, Tantu Panggelaran, Calon Arang, Sundayana, Usana Bali, dan Cerita Parahiyangan. Kitab Pararaton berisi dongeng dan mitos. Pengarang kitab Pararaton sampai sekarnag belum diketahui. Kitab Pararaton terdiri atas dua bagian. Bagian peprtama berisi riwayat Ken arok sampai raja-raja Singasari. Bagian kedua mengisahkan Kerajaan majapahit  mulaid ari Raden Wijaya, Jayanegara, pemebrontakan ROnggolawe dan Sora, Perang Bubad, dan daftar raja sesudah Raja Hayam Wuruk.



d.      Pada Zaman Islam
Pada zaman Islam muncul banyak karya sastra, seperti hikayat andawa Lima, Hikayat Perang Pandawa Jaya, Hikayat Sri Rama, dan Hikayat Maharaja Rahwana. Selain kitab ada pula ceria panji, seperti Syair Ken Tambunan, Lelakon Mahesa Kuitir, Syair Panji Sumirang, Cerita Wayang Kinundang. Hikayat Panji Kuda Sumirang, dan Hikayat Panji Wilakusuma.
Selain hikayat, ada pula kitab suluk. Kitab ini bercorak magis, berisi ramalan, penentuan hari baik dan buruk, dan pemberian makna terhada suatu kejadian. Contoh kitab suluk, antara lain suluk Sukarasa (menceritakan K Sukrasa yang mencari ilmu untuk mendapatkan  kesempurnaan) Suluk Wujil (berisi wejangan Sunan Bonang, kepada Wujil, bekas abdi Raja Majapahit), dan Suluk Malang Sumirang (berisi ujian dan mengungkapkan seseorang yang telah mencapai kesempurnaan dan bersatu dengan Tuhan  YME)
Kitab yang ditulis oleh para pujangga dari kerajaan Islam di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
1)       Kitab Bustanus Salatin, ditulis oleh Nuruddin ar-Raniri dari Aceh.
Kitab ini berisi mengenai adat istiadat Aceh dan ajaran agama Islam
2)      Kitab Sultan Agung dari Mataram. Kitab ini berisi senang ajaran-ajaran filsafat. Sultanb Agung juga menulis kitab Nitisruti\, Nitisastra, dan Astabrata yang bersumber pada kitab Ramayana. Kitab-kitab tersebut berisi tentang tabiat baik.
3)     Kitab Ade Allopiloping Bicaranna Pabbahi’e oleh Amanna Gappa dari Makasar. Kitab  ini berisi tentang hokum-hukum perniagaan bagi Kerajaan Makasar.
3. Dokumen
Dokumen adalah surat berharga yang di dalamnya memua bukti terulis tentang suau perisiwa pada masa lalu. Dokumentas memiliki peran yang sangat penting untuk merekonstruksi perisiwa masa lalu. Oleh karena itu, dokumen perlu didokumentasikan. Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi yang termua pada dokumen.


Thank You ;)


Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan

A. Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan
Pada masyarakat yang belum mengenal tulisan, proses pewarisan kebudayaan dilakukan melalui trades lisan. Tradisi lisan adalah pengungkapan dengan bahasa lisan dari satu generasi ke generasi yang lain terkait dengan kebisaan / adat istiadat, kepercayaan, dan nilai moral. Menurut Kuntowijoyo, tradisi lisan merupakan sumber sejarah yang merekam masa lampau masyarakat. Tradisi lisan mengandung kejadian-kejadian sejarah, nilai-nilai moral, kepercayaan, adat istiadat, cerita khayalan, pribahasa, lagu dan mantra, serta petuah leluhur. Tradisi lisan ada sejak manusia memiliki kemampuan berkomunikasi.
1.        Cara Masyarakat Indonesia Mewariskan masa lalunya pada masa sebelum mengenal tulisan
a.    Keluarga
Melalui keluarga , masa lalu diwariskan kepada generasi penerus. Pengenalan dilakukan mulai dari yang sederhana (aspek-aspek material) hingga yang rumit (aspek-aspek nonmaterial). Aspek-aspek material, misalnya benda-benda yang dapat diraba dan dilihat. Aspek-aspek nonmaterial, misalnya kepercayaan, nilai, norma, dan bahasa. Pewarisan masa lalu tersebut dilakukan melalui sosialisasi langsung (disampaikan secara lisan atau dengan dongeng) maupun sosialisasi tidak langsung (dengan  contoh dalam  hal perilaku sehari-hari)
b.    Masyarakat
Masyarakat yang belum mengenal tulisan mewariskan masa lalunya melalui beberapa cara berikut
1)       Tradisi dan adat istiadat yang mengatur perilaku dan hubungan antarindividu
2)      Nasihat para leluhur yang dilestarikan melalui ingatan kolektif anggota masyarakat. Ingatan kolektif disampaikan secara lisan turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
3)     Peranan oranq yang dituakan atau pemimpin kelompok. Biasanya orang yang dituakan tersebut memiliki magis untuk menaklukkan alam.
4)     Membuat suatu peringatan melalui lukisan, perkakas hidup, dan bangunan tugu atau makam untuk memuja arwah nenek moyang. Semuanya itu dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya hanya dengan melihatnya.
5)     Masa lalu diwariskan melalui kepercayaan yang menyangkut kepercayaan terhadap roh-roh serta arwah nenek moyang. Hal tersebut termasuk sejarah lisan karena meninggalkan bukti sejarah berupa benda-benda dan bangunan peribadatan. Misalnya, menhir dan dolmen.

2.       Jejak Sejarah Masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan
Jejak sejarah masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan dapat ditelusuri melalui folklore, mitologi, legenda, dongeng, lagu daerah, dan upacara adat.
a.      Folklor
Folklor berasal dari bahasa Inggris, yaitu folk dan lore. Folk artinya sekelompok orang yang memiliki cirr-ciri fisik sama, sedangkan lore artinya kebudayaan yangd iwariskan secara lisan atau dengan alat bantu untuk mengingat kebudayaan itu.
Folklor memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)       Folklor adalah adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara  turun temurun, tetapi tidak dibukukan.
2)      Foklor diciptakan, disebarkan dan diwariskan secara lisand ari satu generasi ke generasi berikutnya.
3)     Folklor bersifat tradisional yang tersebar di wilayah tertentu dalam bentuk relative tetap dan disebarkan di antara kelompok tertentu dalam waktu yang cukup lama
4)     Folklor menjadi milik bersama dari kelompok tertentu karena pencipta pertamanya sudah tidak diketahui (anonim) sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan merasa memilikinya.
5)     Folklor mempunyai kegunaan dalam kehidupan masyarakat, yaitu sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan yang terpendam.
6)     Folklor terdiri atas banyak versi, mengandung pesan moral, dan mempunyai bentuk atau berpola.
7)      Folklor bersifat pralogis, lugu dan polos


                   (Folklore dari Bali, Seorang Petani yang setia).


Menurut Jan Harold Brunvard, folklore dapat digolongkan menjadi tiga macam sebagai berikut :
1)    Folklore LIsan
Folklor lisan adalah folklore yang disebarluaskan dan diwariskan secara lisan atau oral tradition. Jenis folklore lisan, antara lain bahasa rakyat, ungkapan tradisinal (peribahasa atau pepatah), pertanyaan tradisional (teka-teki), puisi rakyat, cerita rakyat, dan nyanyian rakyat. Nyanyian rakyat memiliki kegunaan rekreatif. Artinya, nyanyian rakyat dapat berfungs untuk mengusir kebosanan hidup sehari-hari maupun untuk menghindari dari kesukaran hidup sehingga dapat menjadi semacam pelipur lara. Ungkapan tradisional adalah kalimat pendek yang disarikand ari pengalaman yang panjang, misalnya peribahasa dan pepatah. Bahasa rakyat adalah bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi di antara rakyat dalam suatu masyarakat atau bahasa yang dijadikan sebagai sarana pergaulan dalam hidup sehari-hari. Misalnya, logat, dialek, kosa kata, dan julukan.
2)   Folklore sebagian lisan
Folklor sebagian lisan merupakan folklore campuran antara unsur lisan dan bukan lisan. Folklor sebagian lisan dikenals ebagai fakta sosial. Bentuk folklore sebagian lisana dalah kepecayaan rakyat (takhyul), permainan rakyat, teater rakyat, tari rakyat, pesta rakyat, dan upacara adat. Upacara adat yang berkembang di masyarakat didasarkan oleh adanya keyakinan ataupun kepercayaan masyarakat setempat. Upacara adat biasanya dilakukan sebagai ungkapan rasa terima kasih pada kekuatan-kekuatan yang dianggap ikan perlindungan dan kesejahteraan kepada mereka.
3)   Folklore bukan lisan
Folklor bukan lisan merupakan folklore yang berbentuk bukan lisan, tetapi cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Folklor bukan lisan biasanya berbentuk material atau artefak. Jenis folklore bukan lisan adalah artitektur rakyat, kerajinan tangan rakyat, pakaian tradisional, perhiasan tradisional, obat-obatan tradisional, masakan tradisional, dan minuman tradisional. Arsitektur merupakan sebuah seni atau  ilmu merancang bangunan. Bentuk arsitektur rakyat adalah prasasti dan bangunan-bangunan suci. Kerajinan tangan rakyat awalnya dibuat hanya sekedar untuk mengisi waktu senggang dan untuk kebutuhan rumah tangga.

b.       Mitologi
Mitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan makhluk halus pada suatu kebudyaaan. Mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, berisi penafsiran tentang asal-usul alams emesta, manusia, dan bangsa serta mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib.
Cerita yang dimiliki setiap suku bangsa di Indonesia biasanya terkait dengan sejarah kehidupan masyarakat di suatu daerah, seperti awal mula masyarakat menempati suatu daerah. Contoh kisah yang ada  dalam mitos adlaah tentang etrjadinya alam semesta, d unia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk topografi, dan gejala alam serta petualangan para dewa, kisah percintaan , hubungan kekerabatan, kisah perang, dunia dewata, dan makanan pokok.
Mitos yang berkembang di Indonesia dibagi menjadi dua macam berdasarkan  tempat asalnya,  yaitu asli Indonesia dan dari luar negeri (terutama dari India, Arab, dan Timur Tengah). Mitos dari luar negeri umumnya telah disesuaikan atau diadaptasikan dengan lingkungan di Indonesia sehingga tidak terasa lagi keasingannya. Contoh, orang Jawa telah mengadposi dewa-dewa serta pahlawan-pahlawan Hindu sebagaid ewa dan pahlawan Jawa. Orang Jawa percaya bahwa mitos  yang berasal dari epos Ramayana dan Mahabarata terjadi di Pulau Jawa dan bukan di India.
Contoh cerita mitos, antara lain Leak dan Barong di Bali; Kisah terjadinya Gunung Batok (Gunung Bromo), Dewi Sri di Jawa Tengah dan Bali; Nyai Pohaci di Jawa Barat; Nyai Roro Kidul di Yogyakarta; Mado-Mado (lawalangi) di Nias. Berdasarkan tempat asalnya, mitos di Indonesia terbagi menjadi dua macam, yaitu asli Indonesia dan berasal dari luar negeri terutama dari India, Arab, dan Kawasan Laut Tengah. Mitos dari luar negeri umumnya sudah digubah dand isesuaikan dengan unsur-unsur lokal di Indonesia.




            (Salah satu mitos di indonesia , Myi Ratu Kidul)


c.       Legenda
Legenda adlaah cerita rakyat yang dianggap sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi pada zaman dahulu
1)       Legenda bersifat sekuler atau keduniawian. Legenda terjadi pada masa yang belum begitu lampau dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang
2)      Legenda ditokohi oleh manusia bisaa. Akan tetapi, adakalanya manusia tersebut mempunyai sifat luar bisaa dan seringkali dibantu makhluk – makhluk gaib
3)     Legenda sering dianggap sebagai sejarah kolektif atau folk history. Meskipun dianggap sebagai sejarah,  tetapi kisahnya tidak tertulis. Oleh karena itu, isi legenda dapat mengalami penyimpangan sehingga seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.
4)     Legenda diwariskan secara turun-temurun. Legenda biasanya berisi petuah atau petunjuk mengenai yang benar dan yang salah. Dalam legenda dimunculkan pula berbagai sifat dan karakter manusia dalam menjalani kehidupannya. Sifat dan karkater yang mencakup sifat baik dan buruk serta sifat benar dan salah dapat dijadikan pedoman bagi generasi selanjutnya.
Menurut Jan Harold Brunvard, legenda dapat digolongkan menajdi empat yaitu legenda perseorangan, legenda keagamaan (religious legend), legenda daerah setempat,d an legenda dunia gaib.
1)       Legenda keagamaan (religious legend)
Legenda keagamaan adalah legenda yang memuat kisah-kisah keagamaan. Legenda yang termasuk dalam legenda keagamaan adalah kisah orang-orang suci atau saleh (hagiografi). Meskipun hagiografi telah tertulis, tetapi kisahnya masih merupakan folklore karena versi asalnya masih tetap hidup di antara rakyat sebagai tradisi lisan. Contoh legenda keagamaan (religious legend) adalah kisah Wali Sanga dan Syekh Siti Jenar.


                                          


                                                   (Legenda Wali Songo)

2)      Legenda alam gaib
Legenda alam gaib memuat kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang . Legenda alam gaib berfungsi untuk meneguhkan kebenaran takhayul atau kepercayaan rakyat. Contoh legenda dunia gaib adalah kisah tentang Kerajaan Pantai Selatan (Nyi Roro Kidul) dan kepercayaan terhadap adanya hantu, gendoruwo, sundelbolog, atau tempat-tempat gaib.

3)     Legenda daerah setempat
Legenda daerah setempat adalah legenda yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat, dan bentuk topografi atau bentuk permukaan suatu daerah. Contoh legenda daerah setempat, misalnya legenda asal mula Kota Surabaya (sura:hiu dan baya; buaya) atau legenda asal mula kota banyuwangi.

                                 


                                        (Legenda Asal Mula Kota Surabaya)



4)     Legenda perseorangan
Legenda perseorangan adalah cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap oleh pengarang ceritanya benar-benar pernah terjadi. Contoh legenda perseorangan, misalnya legenda Si Pitung dari Betawi.

                               


                                               (Legenda Si Pitung dari Betawi)




d.      Dongeng (Folktale)
Dongeng adlaah cerita yang tidak benar-benar terjadi. Misalnya, cerita tentang para dewa. Dongeng hanya bersifat hiburan yang pada umumnya berisi pelajarna moral atau bahkan ejekan dan sindiran. Hakikat dan inti dari dongeng disetiap daerah memiliki kesamaan pesan dan pelajaran. Dongeng terbagi menjadi dua bagian, yaitu dongeng binatang (fable) dan dongeng manusia.
Dongeng binatang adalah suatu cerita yang semua tokohnya adalah bnatang. Contoh dongeng binatang yang sudah sangat dikenal di masyarakat adalah Cerita Si Kancil. Dongeng ini mengajarkan tentang tolong menolong, penggunaan akal, dan kecerdikan. Dongeng manusia adalah cerita yang tokohnya adalah manusia atau menceirtakan kehidupan manusia. Contoh dongeng manusia adalah Ande-Ande Lumut, Si Kabayan, Bawang Merah dan Bawang Putih dan Sangkuriang.


                     

                                  (Legenda sangkuriang, Tangkuban perahu)



e.       Lagu Daerah
Lagu Daerah adalah lagu yang menggunakan bahasa daerah. Lagu daerah berkembang di daerah tertentu.
Lagu daerah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)       Lagu daerah terdiri atas kata-kata dan lagu yang keduanya tidak dapat dipisahkan
2)      Lagu daerah memiliki sifat mudah berubah-ubah (dapat diolah menjadi nyanyian pop)
3)     Lagu daerah beredar secara lisan di antara kelompok masyarakat tertentu dan memiliki banyak varian atau bentuk
4)     Lagu daerah memiliki bentuk sangat beraneka ragam dari yang paling sederhana sampai yang cukup rumit.

Lagu daerah memiliki fungsi sebagai berikut :
1)       Lagu daerah memiliki fungsi kreatif. Artinya, lagu daerah berguna untuk menghilangkan kebosanan hidup sehari-hari, menghibur diri, dan mengiringi permainan anak-anak
2)      Lagu daerah memiliki fungsi sebagai pembangkit semangat, terutama nyanyian utnuk bekerja. Misalnya, Holopis Kuntul Baris (Jawa Timur) dan Rambate Rata (Sulawesi Selatan )
3)     Lagu daerah memiliki fungsi sebagai protes sosial, yaitu protes mengenai ketidakadilan dalam masyarakat atau Negara bahkan dunia.
4)     Lagu daerah dapat dijadikan sebagai sarana untuk memelihara sejarah setempat dan klan.

f.        Upacara Adat
Upacara adat adalah rangkaian tidnakan atau perbuatan yang terikat pada aturan-aturan tertentu, baik aturan adat istiadat, agama, maupun kepercayaan. Contoh upacara adat di dalam masyarakat, yaitu upacara kematian / penguburan, mendirikan rumah, membuat perahu, memulai perburuan, dan pengukuhan kepala suku. Pelaksanaan upacara dat berfungsi sebagai ungkapan rasa terima kasih pada kekuatan-kekuatan dalam sekitar yang dianggap ikan perlindungan dan kesejahteraan. Selain itu, bertujuan untuk menghindarkan diri dari kemarahan kekuatan-kekuatan gaib yang dipercaya dapat berwujud berbagai malapetaka dan bencana alam. Contoh wujud upacara adat antara lain upacara Mapang Sri di Parahyangan, upacara Kasodo oleh masyarakat Tengger di Gunung Bromo, upacara, seren Taun di Kuningan dan upacara Larung Samudra melarung makanan ke tengah laut.


               


                                (Upacara Adat Suku Tengger di Bromo)




Thank you ;)

Periodesasi, Kronologi, dan Kronik dalam Sejarah

C. Periodisasi, Kronologi, dan Kronik
Sejarah adalah ilmu tentang waktu. Oleh karena itu, dalam sejarah kemudian dikenal konsep periodisasi, kronologi, dan kronik.
1.        Periodisasi merupakan pembabakan waktu dalam sejarah berdasarkan dimensi ruang (spasial), waktu (temporal), dan tema tertentu (tematis) Rentang waktu yang panjang menjadikan perjalanan sejarah mengalami beberapa perubahan. Periodisasi sejarah biasanya didasarkan pada masalah actual atau momentum tertentu. Bagi masyarakat  tradisional, periodisasi sejarah biasanya didasarkan pada kekuasaan kerajaan atau raja. Untuk sejarah biasanya didasarkan pada kekuasaan kerajaan atau raja. Untuk masyarakat modern biasanya didasarkan pada peristiwa politik.
2.       Pembabakan periodisasi sejarah Indonesia adalah sebagai berikut :
a.      Zaman Praaksara
b.       Zaman Hindu-Budha
c.       Zaman Islam
d.      Zaman Kolonial
e.       Zaman Pendudukan Jepang
f.        Zaman Kontemporer (Revolusi Kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi).
2. Kronologi
            Kronologi adalah urutan peristiwa yang dimulai dari peristiwa yang paling awal terjadi sampai yang terakhir terjadi. Kata kronologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu chromos (waktu) dan logos (ilmu). Secara harfiah, kronologi berarti ilmu tentang waktu. Kronologi sejarah dapat disusun berdasarkan hari kejadian atau tahun terjadi peristiwa sejarah.






Kronologi Proses Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
No.
Waktu
Peristiwa
1
9 Agustus 1945
Pasukan Sekutu menjatuhkan bom atom yang kedua di Nagasaki. Serangan ini membuat tentara Jepang terpojok.
2
9-14 Agustus 1945
Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta di panggil Jenderal Terauchi (Panglima Besar Tentara Jepang di Asia Tenggara) ke Dalat, Vietnam. Tujuannya untuk membicarakan janji Jepang ikan kemerdekaan untuk Indonesia, pembentukan PPKI, dan penentun wilayah Indonesia.
3
15 Agustus 1945
Akibat bom atom, tentara Jepang menyerah kepada Sekutu. Hal ini menandai berakhirnya Perang Asia Timur Raya dan Indonesia mengalami kevakuman atau kekosongan kekuasaan.
4
16 Agustus 1945
Berita kekalahan Jepang akhirnya didengar oleh golongan pemuda,  yaitu Sutan Syahrir. Sukarno-Hatta didesak para pemuda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan, tetapi tidak mau. Hal ini melatarbelakangi peristiwa Rengasdengklok. Malam harinya teks proklamasi disusun oleh Sukarno   di rumah Laksamana Maeda.
5
17 Agustus 1945
Proklamasi dibacakan oleh Ir. Sukarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta pada pukul 10.00 WIB. Peristiwa ini menandai berdirinya Negara Indonesia merdeka.

3. Kronik
Kronik adalah catatan kejadian-kejadian secara singkat dari waktu ke waktu Secara Berurutan. Kronik terikat pada waktu, bukan sumber. Kronik adalah bentuk sejarah, tetapi mati karena hanya urutan-urutan tanggal dan peristiwa tanpa adanya penjelasan. Kata “Kronik” dapat ditemukan dalam sejarah dinasti-dinasti dari kerajaan Cina. Kronik merupakan sejenis kumpulan tulisan-tulisan dari dinasti-dinasti yang berkuasa di Cina, seperti Kronik dinasti Chou, Chin, Tang, Ming, Sung dan lain-lain. Kronik itu merupakan suatu kumpulan tulisan tentang perjalanan seorang musafir atau pujangga dan juga seorang pendeta. Para musafir atau pujangga akan menulis seluruh peristiwa atau kejadian maupun hal-hal yang baru ditemukan ketika melakukan perjalanannya.

D. Kegunaan Sejarah
Kadang-kadang orang mempersoalkan tentang kegunaan sejarah. Mereka menyangsikan kegunaan atau faedah dari ilmu sejarah yang mempelajari tentang barang-barang kuno atau orang-orang yang telah mati. Mereka menganggap bahwa mempelajari masa lalu itu hanyalah cara untuk menghindari masalah sekarang yang hidup. Dengan kata lain, mempelajari sejarah adalah hal yang sia-sia.
Pandangan-pandangan seperti itu adalah salah besar. Mereka yang punya pandangan seperti itu berarti mereka melupakan kenyataan bahwa masa bentuk masih tampak di sekitar kita. Bermacam-macam keadaan dan persoalan dewasa in tidak mungkin dapat dimengerti sepenuhnya apabila tidak diketahui latar belakang sejarahnya.
Mengenai pentingnya sejarah pernah diungkapkan oleh seorang pujangga dari Romawi, yaitu Cicero. Menurut dia, orang yang tidak mengetahui kejadian-kejadian sebelum dia dilahirkan adalah orang yang selama hidup tetap menjadi anak kecil. Tidak mengetahui sejarah dapatd iibaratkan orang yang membaca buku roman atau cerita hanya apda halaman terakhirnya saja. Dengan demikian, orang tersebut  tidak mengetahui intrik atau alur dalam cerita sehingga akhir ceritanya tidak dapat  mereka mengerti dengan sungguh-sungguh.
Menurut Sartono Kartodirdjo, sejarah mempunyai kegunaan genetis dan didaktis. Pengetahuan sejarah berguna ikan hikmah dan pelajaran bagi generasi penerus. Di samping itu, suri teladan generasi pendahulu dapat dijadikan panutan bagi generasi penerus. Menurut Nugroho Notosusanto, sejarah mempunyai kegunaan eduktif ( pendidikan), kegunaan instruktif ( pelajaran), kegunaan instruktif ( pelajaran), kegunaan inspiratif ( ilham), dan kegunaan rekreatif ( hiburan).
1.        Kegunaan Edukatif
Peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lalu dapat menjadi panduan atau pengalaman untuk menghadapi masa depan agar menjadi lebh baik lagi. Manusia yang belajar dari sejarah dapat mengembangkan potensinya. Kesalahan-kesalahan pada masa lalu yang diperbuat oleh individu, masyarakat, atau Negara dapat dihindari atau diperbaiki pada masa depan.
Pola pikir manusia yang mau belajar dari sejarah tidak monokausal atau beranggapan bahwa penyebab terjadinya sesuatu itu adalah satu. Orang yang berpikir melalui kaca mata sejarah akan memiliki pola pikir plurikausal atau berpikir luas tentang segala kemungkinan yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa . Dengan demikian, orang yang mau belajar sejarah akan memiliki watak bijaksana. Orang tersebut tidak aka nasal bicara tentang masa lampau. Ia akan memperhitungkan masa kini untuk masa depan.
Menurut C.P.Hill,s ejarah memiliki fungsi pengajaran bagi para siswa. Fungsi pengajaran sejarah bagi para siswa., antara lain sebagai berikut :
a.      Mewujudkan rasa ingin tahu tentang orang lain dan para pahlawan
b.       Membangkitkan kekaguman tentang kehidupan manusia pada masa lampau
c.       Membantu mengembangkan rasa cinta tanah air di kalangan para siswa
d.      Mewariskan kebudayaan umat manusia kepada para siswa



2.       Kegunaan instruktif
Guna instruktif sejarah adalah ikan pengetahuan yang bermakna. Misalnya, dengan mempelajari sejarah perang kemerdekaan, kita akan memahami betapa pentingnya semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Tanpa adanya semangat persatuan dan kesatuan bangsa, kemerdekaan Indonesia yang telah berhasil dicapai tidak akan dapat dipertahankan dari ancaman Belanda. Dengan adanya semangat persatuan dan kesatuan bangsa, segala perbedaan suku, bahasa, budaya, dan agama bukan menjadi masalah yang berarti.

3.      Kegunaan Inspiratif
Sejarah masa lalu yang penuh dengan semangat kepahlawanan dapat mengilhami para pembaca. Ilham itu dapat terwujud dalam semangat nasionalisme dan patriotism yang bertujuan untuk menumbuhkan harga diri bangsa. Kegunaan inspiratif sejarah sangat berperan dalam pembentukan nation building atau karakter bangsa. Contoh kegunaan inspiratif sejarah adalah tumbuhnya kesadaran nasional pada masa pergerakan nasional Indonesia yang  terilhami oleh kejayaan masa lalu pada masa kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit.

4.      Kegunaan Rekreatif
Sejarah ikan suatu hburan atau rekreatif secara psikolgis. Melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat merasa terhibur. Gaya penulisan sejarah yang komunikatif membuat pembaca menjadi nyaman dan penasaran untuk membacanya. Dengan demikian membaca buku sejarah menjadi media hiburan dan rekreatif. Pembaca seolah-olah kembali ke masa lalu untuk menyaksikan peristiwa-peristiwa penting tersebut.

E. Persamaan dan Perbedaan Ilmu Sejarah dan Ilmu Alam
Selain memiliki perbedaan, ilmu sejarah dan ilmu alam juga memiliki persamaan. Persamaan ilmu sejarah dengan ilmu alam, yaitu :
1.        Sama-sama berdasarkan pengalaman, pengamatan, dan penyerapan
2.       Sama-sama memiliki dasar teori dan metode
Adapun beberapa persamaan dan perbedaan ilmu sejarah dan ilmu alam adalah sebagai berikut :
No
Ilmu Sejarah
Ilmu Alam
1
Percobaan tidak dapat diulang sebab hanya sekali terjadi
Percobaan dapat dilakukans ecara diulang-ulang
2
Objek dalam sejarah adalah segala peristiwa dalam aktivitas manusia
Objek dalam ilmu alam adalah semua makhluk hidup
3
Hukumnya sangat bergantung pada pengalaman manusia yang telah direkam sebagai dokumen untuk diteliti sejarawan guna menemukan fakta sejarah
Hukum-hukum berlaku secara tetap tanpa memandang orang,
4
Tujuannya untuk menuliskan hal-hal yang bersifat khas dan bersifat ideografis (berupa banyak pendapat yang saling berkaitan)
Tujuannya untuk menemukan hokum-hukum yang bersifat umumd an monotheis (berupa pendapat tunggal)
5
Kesimpulan dalam ilmu sejarah tidak bisa  langsung diakui oleh banyak orang karena akan terus diperbaharui sejauh orang mampu menemukan bukti-bukti yang terbaru
Kesimpulan umum (generalisasi) untuk ilmu alam biasanya diakui kebenarannya di mana-mana oleh semua orang

F. Hubungan Ilmu Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial
Sejarah sebagai ilmu mempunyai keunikan tersendiri daripada ilmu-ilmu sosial lainnya. Konsep dalam ilmu sejarah meliputi waktu (time), ruang (space), perubahan (change), aktivitas manusia (man), dan kesinambungan (continuity). Meskipun berbeda dengan disiplin ilmu sosial lainnya, perkembangan ilmu sejarah tidak dapat dilepaskan dari peran ilmu-ilmu sosial. Dalam penulisan sejarah, para sejarawan banyak meminjam teori atau konsep ilmu-ilmu sosial, di antaranya adalah sebagai berikut :
1.          Geografi                   : Ilmu sejarah terkait dengan geografi dalam hal latar geografis dimana peristiwa sejarah itu terjadi. Dengan kata lain, geografi merupakan panggung sejarah.
2.         Politik                       :  ilmu politik membantu menyelaraskan data politik dan kejadian yang mempengaruhi pengalaman sejarah manusia.
3.        Sosiologi                   : ilmu sosiologi membantu menjelaskan aktivitas kolektif manusia di masa lampau. Peristiwa sejarah yang merupakan hasil dari interaksi antar manusia sangat membutuhkan konsep-konsep sosiologi.
4.        Antropologi              :  Ilmu antropologi dapat membantu sejarah dalam mengkaji pola-pola perilaku, keyakinan dan kebudayaan dalam suatu masyarakat.
5.        Arkeologi                 :  Ilmu arkeologi membantu sejarah dalam menemukan dan menganalisis sumber-sumber sejarah
6.        Ekonomi                   :  Ilmu ekonomi membantu sejarah dalam mengkaji usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya di masa lampau.
7.         Pskologi                    :  Ilmu psikologi banyak membantu sejarah dalam menjelaskan perilaku para tokoh atau pelaku sejarah
 
COPYRIGHTED © NEENA NARENDRA DAFFA | RENNAFA.BLOGSPOT.COM | 2013 ALL RIGHTS RESERVED