History Education: Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Sejarah




HISTORY EDUCATION



Sunday, 25 August 2013

Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Sejarah

A.      Pengertian Sejarah
Sejarah merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masa lalu. Adapun kata “ sejarah “ dalam bahasa Indonesia itu berasal dari bahasa Arab Syajarotun , yang berarti pohon. Penggunaan kata Arab itu sendiri  dalam konteks masa lalu mengacu sebagai syajarah an-nasab, atau pohon silsilah.hal ini diartikan sama dengan sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sangat sederhana ke tingkat yang lebih kompleks, itulah sebabnya sejarah diumpamakan menyerupai perkembangan sebuah pohon  yang terus berkembang dari akar sampai ranting yang terkecil. Demikian juga pohon memiliki akar yang jika digambarkan perkembangan akar sama dengan silsilah dalam sejarah, akan tetapi dalam bahasa Arab sendiri ilmu yang mempelajarari kisah-kisah pada masa lalu disebut Tarikh.
Sedangkan dalam bahasa Inggris sejarah adalah History yang berasal dari kata dalam bahasa Yunani Historia  (baca: Istorya) yang berarti ilmu, dalam perkembangannya kata Historia diperuntukan  bagi pengkajian terhadap segala sesuatu mengenai manusia secara kronologis. Dalam bahasa Jerman kata sejarah disebut dengan Geschichte , yang berarti sesuatu yang telah terjadi. Sejarah berarti  ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa masa lampau yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang berakibat terjadinya perubahan pada peradaban umat manusia. Perubahan tersebut dapat berupa perkembangan, pertumbuhan, kemunduran, dan kehancuran
Para ahli sejarah memberikan pengertian atau definisi yang bermacam-macam tentang sejarah, walaupun pada hakekatnya hampir sama. Beberapa pengertian sejarah menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1.      Herodotus
Sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia. Herodotus dikenal sebagai sejarawan pertama dunia berkebangsaan Yunani. Oleh karena itu, ia mendapat julukan The Father of History atau Bapak Sejarah Dunia.
2.      R. Moh. Ali
sejarah adalah ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian-kejadian, dan peristiwa yang merupakan realitas dari masa lalu.
3.      Ibnu Kholdun
sejarah adalah pengalaman yang nyata atau empiris.
4.      R.G. Collingwood
sejarah adalah ilmu yang mempelajari alam pikiran dan pengalaman-pengalaman manusia di mana sejarah itu bersifat unik, langsung, dan dekat
5.      Beneditto Croce
sejarah adalah cerita yang menggambarkan suatu pikiran yang hidup tentang masa lalu
6.      Kuntowijoyo
sejarah adalah rekonstruksi masa lalu tentang apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dand ialami seseorang . Sejarah adalah ilmu yang menuliskan pikiran pelaku, ilmu tentang sesuatu yang mempunyai makna sosial, ilmu tentang manusia, dan ilmu tentang waktu yang meliputi perkembangan, kesinambungan pengulangan, serta perubahan.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  
7.      Sartono Kartodirdjo
sejarah mempunyai dua arti, yaitu sejarah dalam arti subjektif (history as written) dan sejarah dalam arti objektif (history as actuality). History as written adalah rekonstruksi, cerita, gambaran, atau tulisan tentang sesuatu kejadian atau peristiwa. History as actuality adalah kejadian atau peristiwa itu sendiri.

B. Sejarah sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu, dan Seni
     1. Sejarah sebagai peristiwa
   Sejarah  sebagai peristiwa (history as event) adalah peristiwa atau kejadian itu sendiri yang sudah tidak mungkin terjadi lagi sama persis. Contoh, peristiwa Sumpah Pemuda yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 tidak akan terjadi lagi pada saat ini. Akan tetapi, peristiwa tersebut meninggalkan jejak-jejak sejarah berupa data, arsip, foto, dan sumber-sumber lain yang dapat dijadikan dasar untuk merekonstruksi peristiwa tersebut.
Ciri-ciri sejarah sebagai peristiwa adalah sebagai berikut :
a.      Abadi
Bersifat abadi karena sebuah peristiwa sejarah tidak berubah-ubah. Sebuah peristiwa yang sudah terjadi tidak akan berubah ataupun diubah. Oleh karena itu, peristiwa tersebut akan tetap dikenang sepanjang masa
b.       Unik
Bersifat unik  karena sebuah peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali. Peristiwa tersebut tidak dapat diulang sama persis
c.       Penting
Bersifat penting karena peristiwa yang etrjadi tersebut mempunyai arti penting bagi seseorang ataupun menentukan kehidupan orang banyak

Tidak semua peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah. Sebuah kenyataan sejarah dapat diketahui melalui bukti-bukti sejarah yang dapat menjadi saksi terhadap peristiwa yang telah terjadi. Sebuah peristiwa dapat dikatakan sebagai sejarah apabila memiliki ciri-ciri berikut ini
a.      Peristiwa tersebut berhubungan dengan kehidupan manusia, baik sebagai indvidu maupun kelompok
b.       Memperhatikan dimensi ruang dan waktu (kapan dan di mana)
c.       Peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan peristiwa yang lain. Misalnya, peristiwa ekonomi yang terjadi bisa disebabkan oleh aspek politik, sosial, dan budaya
d.      Adanya hubungan sebab-akibat dari peristiwa tersebut. Adanya hubungan sebab akibat baik karena factor dari dalam maupun dari luar peristiwa tersebut.
e.       Peristiwa sejarah yang terjadi merupakan sebuah perubahan dalam kehidupan.
Peristiwa adalah kenyataan yang bersifat absolute atau mutlak dan objektif. Sejarah sebagai epristiwa merupakan suatu kenyataan yang objektif. Artinya, kenyataan itu benar-benar ada dan terjadi dalam kehidupan masyarakat manusia. Kenyataan ini dapat dilihat dari fakta-fakta sejarahnya. Peristiwa-peristiwa sejarah tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan manusia, seperti peristiwa politik, ekonomi, dan sosial.

2. Sejarah sebagai Kisah
Sejarah sebagai kisah (history as narrative) adalah peristiwa sejarah yang telah melalui tahap rekonstruksi sehingga berwujud tulisan atau buku sejarah. Contoh, buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 karangan M.C. Ricklefs. Sejarah sebagai kisah tidak dapat sama persis dengan sejarah sebagai peristiwa. Hal ini disebebabkan tidak semua jejak-jejak sejarah dapat ditemukan oleh seorang sejarawan. Tidak ditemukannya semua jejak-jejak sejarah tersebut kemudian mengakibatkan perbedaan versi terhadap satu  peristiwa sejarah. Hal yang perlu diingat bahwa semua versi itu benar apabila didukung oleh jejak-jejak atau bukti-bukti sejarah dari peristiwa yang bersangkutan.
Kalau diibaratkan, peristiwa sejarah adalah sebuah balok yang memiliki beberapa sudut pandang, baik dari depan dan belakang, samping kanan dan kiri, serta atas dan bawah. Seseorang yang melihat balok dari arah depan akan berbeda kesimpulannya dengan seseorang yang melihat dari arah belakang. Begitu pula dengan seseorang yang melihat balok dari arah samping kiri akan berbeda kesimpulannya . Karena hal inilah kemudian dalam kisah sejarah muncul beberapa versi atau kesimpulan. Oleh karena itu, untuk menghasilkan objektivitas sejarah diperlukan data dan sumber-sumber yang akurat, kuat, dan relevan.
Munculnya beberapa versi atau kesimpulan disebabkan oleh unsur subjektivitas. Sejarah sebagai kisah memang memiliki kadar subjektivitas yang cukup besar karena tergantung pada interpretasi atau penafsiran yang dilakukan oleh penulis sejarah. Hal-hal yang mempengaruhi tingkat subjektifitas penulisan sejarah adalah lingkungan tempat tinggal, latar belakang kemampuan ilmu yang dimiliki penulis sejarah kepentingan yang diperjuangkannya, dan kemampuan bahasa yang dimilikinya.
Untuk menuliskan kembali masa lampau, ilmu sejarah memerlukan ilmu-ilmu bantu sebagai berikut :
a.      Palaeografi : ilmu yang mempelajari teknik pembacaan naskah kuno
b.       Ikonografi : ilmu yang mempelajari teknik penafsiran makna arca
c.       Numismatik : ilmu yang mempelajari teknik penafsiran makna yang logam
d.      Bibliografi: ilmu yang mempelajari teknik  penyusunan buku pustaka
e.       Epigrafi : ilmu yang mempelajari teknik penafsiran makna prasasti
f.        Genealogi : ilmu yang mempelajari teknik pembacaan silsilah
3. Sejarah sebagai ilmu
Sejarah sebagai ilmu (history as science) karena memiliki syarat-syarat keilmuan. Menurut Kuntowijoyo, ciri-ciri atau karakteristik sejarah sebagai ilmu adalah sebagai berikut :
a.      Bersifat Empiris
Empiris berasal dari kata Yunan emperia yang  berarti pengalaman, percobaan, penemuan, dan pengamatan. Sejarah akan sangat tergantung pada pengalaman dan aktivitas nyata manusia yang direkam dalam dokumen. Tanpa ada pengalaman manusia, sejarah tdak akan pernah ada karena tidak ada yang terekam dalam dokumen.
b.       Memiliki Objektif
Objek penelitian dan kajian sejarah berupa perubahan atau perkembangan aktivitas manusia dalam dimensi waktu (masa lampau). Waktu merupakan unsur penting dalam sejarah. Dalam hal ini, kajian  sejarah berbeda dengan ilmu lain. Sejarah bersifat diakronis atau memanjang dalam waktu dan lebih menyempit dalam ruang. Pada ilmu lain, seperti antropologi bersifat sinkronis atau melebar dan memanjang dalam ruang.
c.       Memiliki Teori
Sejarah juga memiliki teori pengetahuan atau filsafat sejarah kritis. Teori dalam sejarah berisi satu kumpulan tentang kaidah-kaidah pokok suatu ilmu. Teori merupakan pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa.
d.      Memiliki metode
Metode merupakan cara yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai suatu maksud. Tujuan dalam ilmu sejarah adalah menjelaskan perkembangan atau perubahan kehidupan masyarakat. Metode sejarah adalah suatu system untuk menggarap sumber atau data sejarah, mulaid ari penelitian sampai penulisan. Metode sejarah diperlukan untuk menjelaskan perkembangan atau perubahan secara benar. Metode sejarah mengharuskan seorang sejarawan berhati-hati dalam menarik kesimpulan atas suatu peristiwa.
e.       Mempunyai Generalisasi
Studi dari suatu ilmu selalu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan tersebut menjadi  kesimpulan umum atau generalisasi. Dengan demikian, generalisasi merupakan sebuah kesimpulan umum dari pengamatan dan pemahaman penulis.

4. Sejarah sebagai Seni
Sejarah sebagai seni berhubungan dengan cara rekonstruksi dan penulisan sejarah. Seni dibutuhkan untuk memperindah penuturan / pengisahan  suatu cerita sehingga sebuah kisah sejarah tidak kaku dengan data-data semata. Sejarah dikatakan sebagai seni karena seorang sejarawan membutuhkan intuisi, imajinasi, emosi, dan gaya bahasa dalam menulis sejarah.
a.      Intuisi
Intuisi merupakan kemampuan mengetahui dan memahami sesuatu secara langsung mengenai suatu topic yang sedang diteliti. Cara kerja sejarawan sama seperti seniman. Bedanya , sejarawan tetap harus berpegang teguh pada data yang diperolehnya selama proses penulisan sejarah.
b.       Imajinasi
Imajinasi diperlukan sejarawan untuk membahayakan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sedang terjadi, serta apa yang akan terjadi. Sejarawan dituntut untuk bisa membayangkan situasi dan kondisi pada masa lampau yang kemudian dituangkan dalam tulisan sejarah.
c.       Emosi
Sejarawan juga dituntut untuk dapat mengolah unsur emosionalnya. Tujuannya untuk menumbuhkan rasa empati. Sejarawan di harapkan dapat menghadirkan objek masa lalu dengan baik sehingga seolah-olah pembaca mengalaminya sendiri.
d.      Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Imajinasi merupakan daya pikiran untuk membayangkan kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang (khayalan).


Thank you :)

1 comments:

  1. kreatif sekali pengemasannya, jadi lebih menarik.. barokallah :)

    ReplyDelete

 
COPYRIGHTED © NEENA NARENDRA DAFFA | RENNAFA.BLOGSPOT.COM | 2013 ALL RIGHTS RESERVED