History Education: 2013




HISTORY EDUCATION



Tuesday, 5 November 2013

PERKEMBANGAN HISTORIOGRAFI DI INDONESIA

D. Perkembangan Historiografi di Indonesia
Pada umumnya, histriografi sejarah Indonesia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu historiografi tradisional, historiografi colonial, dan historiografi nasional

1.  Historiografi Tradisional
Historiografi radisionala dalah penulisan sejarah yang apda umumnya lebih mengedepankan unsur keturunan (genealogi), tetapi mempunyai kelemahan dalam struktur kronologi. Historiografi tradisional umumnya berisi tentang kerajaan, kehidupan raja,d an sifat-sifat yang melebih-lebihkan raja dan apra pengikutnya. Penulisan sejarah tradisional berkembang pada masa hindu – Budha dan Islam.



Ciri-ciri historiografi tradisional adalah:
a.    Merupakan refleksi / gambarna cultural
b.    Mengandung unsur mitos
c.    Alam dipercaya mempunyai kekuatan dalam jalannya sejarah
                     Contoh historiografi tradisional, anatra lain kitab Arjuna Wiwaha, kakawin baratayudha, dan kidng rangga lawe (masa hindu-Budha); Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Hikayat Raja-Raja Pasa, dan Hikayat Aceh (masa Islam)
Pada masa penjajahan Barta, sumber-sumber local yang berupa babad atau hikayat tidak dijadikan sumber dalam penulisan sejarah pada masa itu. Veth berpendapat bahwa sumber-sumber lokal penuh dengan hal-hal yang bertentangan dan tidak masuk akal. Apabila hal-hal yang tidak masuk akal atau meragukan tersebut dibuang dari sumber-sumber tersebut maka tidak ada lagi bahan yang dapat dijadikan sumber untuk penulisan sejarah. Oleh karena itu, pada waktu Veth menulis bukunya tentang sejarah Indonesia, sumber-sumber local mengenai abad ke – 17 dan 18 tidak digunakan.
Para sejarawan Belanda pada masa itu menganggap bahwa bahasa pada sumber-sumber lokal tidak bisa atau susah dimengerti karena tetlalu berbelit-belit. Oleh karena itu, para sejarawan Belanda hanya mengandalkan sumber-sumber atau arsip Belanda yang dianggap cukup banyak sehingga tidak memerlukan sumber local.
2.  Historiografi Kolonial
Karena selama  satu abad lebih bangsa Eropa memegang hegemoni dunia maka dunia barat memandang bahwa Eropa di yakini sebagai pusat dari sejarah dunia dan pusat dari segala-galanya. Keyakinan tersebut salah satunya didukung oleh Leopord von Ranke. Dia berpendapat bahwa sejarah dunia adalah sejarah dari Barat semata. Sejarah bangsa-bangsa lainnya tidak dianggap sebagais ejarah dunia. Sejarah bangsa-bangsa lainnya tersebut baru dibahas ataud icantumkan jika ada sangkut pautnya dengan bangsa  Eropa. Pandangan tersebut kemudian melahirkan  karya-karya sejarah yang bersifat colonial atau historiografi colonial.
Historiografi koloniala dalah penulisan sejarah Indonesia yang ditulis untuk kepentingan dan dengan cara pandang colonial Belanda atau bersifat Eropasentris atau Nearlandosentris. Peristiwa yang terjadi di Indonesia pada masa pemerintahan Belanda ditulis berdasarkan kepentingan Belanda. Historiografi colonial berisi kisah orang-orang Belanda di tanah jajahan (Indonesia) dan   orang-orang pribumi yang memiliki peran dan mendukung kepentingan pemerintah colonial. Orang-Orang pribumi yang tidak memiliki peran dan menentang kepentingan pemerintah colonial tidak masuk dalam sejarah kolonial.
          Ciri-ciri historiografi kolonial adalah
a.     Bersifat diskriminatif;
b.     Menggunakan sumber-sumber Belanda;
c.     Berisi tenang sejarah orang besar dan sejarah politik;
d.    Merupakan sejarah orang Belanda di tanah jajahan (Indonesia)
e.     Menganggap bahwa Indonesia belum memiliki sejarah sebelum kedatangan orang-orang Belanda

                       Penulisan historiografi kolonial dipelopori oleh penulis-penulis Belanda sebagai berikut :
a.    F. Valentijn (1666-1727) melalui karyanya yang  berjudul Oud en Nieuw oost Indien
b.    Veth melalui karyanya yang berjudul Java, Geografisch, Etnologisch, Historisch
c.    Eykman dan Stapel melalui karyanya yang berjudul Beknopt Leerboek der Geschiedenis van Nederlandsch-Indie.
d.   Van dam melalui karyanya yang berjudul Beschrijvinge der O.I. Compagnie.

3.    Historiografi Nasional
Historiografi Nasional adalah penulisan sejarah Indonesia yang dilakukan menurut kacamatan bangsa Indonesia dengan tetap berpegang pada aturan metode sejarah. Tokoh yang mempelajari penulisan sejarah nasional Indonesia adlaah Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo. Beliau menulis sejarah Indonesia  dengan menggunakan konse pendekatan multidimensional. Artinya, suau peristiwa sejarah ditulis dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial, seperti antropologi, sosiologi, ilmu politik dan ilmu ekonomi.
          Ciri-ciri hisoriografi Indonesia adalah sebagai berikut :
a.     Sumber yang digunakan tidak hanya babad, tetapi juga hikayat, berita Cina, dan sumber arkeologis
b.     Penulis adalah orang-orang akademisi yang kritis dalam bidang bahasa, kesusastraan, dan kepurbakalaan.
c.     Tidak hanya mengangkat sejarah orang-orang besar dan Negara saja, tetapi lebih pada kemanusiaannya, yaitu kebudayaan.
d.    Sumber tidak lagi hanya sumber arsip, tetapi juga sumber local.

e.     Sudah mendapat komparasi / perbandingan sumber colonial dan local

JENIS-JENIS SEJARAH

  1. Jenis-jenis Sejarah

Sejarah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain berdasarkan geografis, lingkup waktu (zaman), tema dan wilayah kajian. Sejarah berdasarkan geografis, antara lain sejarah local, sejarah nasional, dan sejarah dunia. Sejarah berdasarkan lingku waktu atau zaman, antara lain sejarah zaman klasik, sejarah zaman zaman pertengahan, sejarah zaman modern, dan sejarah kontempores. Sejarah berdasarkan tema, antara lain sejarah politik, sejarah sosial, sejarah ekonomi, sejarah kebudayaan, sejarah mentalias, sejarah pendidikan, dan sejarah inelektual. Sejarah berdasarkan wilayah kajian, antar alain sejarah Asia Tenggara , Sejarah Amerika, Sejarah Ausralia, dan Sejarah Afrika.
            Berikut ini penjelasan dari beberapa jenis sejarah tersebut :
1.    Sejarah Dunia
Sejarah dunia adalah sejarah yang mempelajari peristiwa masa lampau dunia. Perisiwa yang dipelajari tersebut berpengaruh terhadap munculnya peristiwa sejarah yang lainnya. Pada umumnya, peristiwa tersebut  berkaitan satu sama lain. Contoh peristiwa Revolusi Rusia 1917 berpengaruh terhadap munculnya Partai Komunis Indonesia pada abad ke-20. Contoh sejarah dunia adalah tulisan Henry S. Lucas yang berjudul A Short History of Civilization.
2.    Sejarah Nasional
Sejarah nasionala dalah sejarah yang membahas tentang perjalanan sejarah suatu bangsa. Misalnya, sejarah nasional Indonesia sejak zaman Praaksara sampai sekarang yang menyangkut berbagai aspek kehidupan. Salah satu contoh karya sejarah nasional Indonesia adalah Sejarah Nasional Indonesia I-VI karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosuanto, menjadi Indonesia Karya Parakitri T. Simbolon, dan Sejarah Pergerakan Nasional : dari Budi Utomo sampai Proklamasi 1908 – 1945 karya Suhartono.
3.    Sejarah Lokal
Sejarah lokal adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau di suatu daerah di Negara tertentu. Contoh sejarah local adalah tulisan Bambang Suwondo, dkk, yang berjudul Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta, serta karya Mardanas Safwan yang berjudul Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah.
4.    Sejarah Sosial
Sejarah sosial adalah sejarah yang membahas kehidupan sosial masyarakat. Misalnya, kedudukan wania dalam kehidupan masyarakat dan statifikasi sosial masyarakat Indonesia pada masa colonial Belanda. Sejarah sosial belum lama berkembang di Indonesia. Berkembangnya sejarah sosial di Indonesia dimulai tahun 1960-an melalui karya Prof. Sartono Kartodirjo yang berjudul Thje  Peasants’s Revolt of Banten in 1888, Its Conditions, Corse, and Sequel. (Pemebrontakan Petani Banten Tahun 1888). Sejarah sosial mempunyai lingkup penelitian yang sangat luas dan ebraneka ragam. Sejarah sosial juga mempunyai hubungan yang erat dengan sejarah ekonomi sehingga bisa digolongkan menjadi sejarah sosial ekonomi.

5.    Sejarah Ekonomi
Sejarah ekonomi adalah sejarah yang membahas kehidupan ekonomi masyarakat. Munculnya sejarah ekonomi dilatarbelakangi oleh makin dominannya sejarah politik yang hanya membahas orang-orang besar dan peristiwa-peristiwa besar



6.    Sejarah Mentalitas
Sejarah mentaltas adalahs ejarah yang mengkaji aspek kepercayaan dan sikap-sikap manusia pada masa lalu. Bidang kajians ejarah mentalitas adalah ide, ideologi, mitos, sikap , watak, orientasi nilai, dan struktur kesadaran mentalitas adalah ilmu psikologi. Sumber sejarah menalitas, antara lain cerita rakyat ‘9folklore), kepercayaan rakya (folkbelief), lagu rakyat (folksong) lagu rakyat (folksong) dan tradisi lisan (oral radition) yang berkembang di suatu masyarakat, contoh karya sejarah mentalitas adalah tulisan kuntowijoyo yang berjudul Raja, Priyayi dan Kawula

7.    Sejarah Pendidikan
Sejarah pendidikan adalah sejarah yang mempelajari tradisi pemikiran para pemikir besar pendidikan, traidsi nasional, system  pendidikan, hubungan penddikan dengan eprubahan sosial keagamaan, ilmu pengetahuan, ekonomi, serta gerakan sosial. Sejarha pendidikan erat kaitannya dengan sejarah intelektual dan sejarah sosial. Contoh karya sejarah pendidikan adalah tulisan van der wal yang berjudul pendidikan di Indonesia 1900-1940. S. Nasution yang berjudul sejarah pendidikan Indonesia, dan tulisan I.J. Brugmans yang berjudul Geschiedenis van het Onderwijs in Nederlandsch-Indie 1900-1942
8.    Sejarah Intelektual
Sejarah intelektual merupakan satu cabang dan jenis disiplin baru dalam sejarah. Sejarah intelektual baru mulai dikenald an dikuliahkan sejakd ekade pertama abad ke-20 di Amerika Serikat. Sejarah intelektual memiliki bermacam-macam istilah di tiap Negara. Di Inggris dan Amerika Serikat dikenal dengan istilah history of ideas, intellectual history, dan history of mind; di Jerman dikenal dengan istilah geistesgeschichte dan ideengeschichter; di Prancis dikenal dengan istilah historie de la pensee, di Italia dikenal dengan istilah storia intellectualia.
Pokok masalah atau substansis ejarah intelektual dalam arti luas adalah keseluruhan dokumen, laporan, warisan, dan rekaman yang merepresentasikan atau merupakan hasil karya atau kreasi pikiran dan pemikiran manusia (human mind dan human intellect). Pola pikir manusia etrsebut dianggap memiliki pengaruh yang kuat terhadap perjalanan dan perubahan sejarah manusia. Misalnya, pemikiran Karl Marx melahirkan ideology komunis yang sangat berpenagruh etrhadap sejarah konempores dunia. Tema-tema yang dipelajari dealam sejarah intelektual dapat berupa filsafat, ide-ide, politik,s astra, ideology, gagasan baru, ilmu pengetahuan, dan kesenian.

Contoh karya sejarah intelektual, antara lain tulisan Diane Collinson (Lima Puluh Filosof Dunia yang menggerakkan). Robert B. Downs (Buku-Buku Pengubah Sejarah), Michael Foucault (Menggugat Sejarah Ide), dan Jostein Garder (Dunia Sophie).

SUMBER, BUKTI DAN FAKTA SEJARAH

B. Sumber, Bukti, dan Fakta Sejarah
    1. Sumber dan Bukti Sejarah
Sumber dan bukti sejarah adalah segala  bentuk jejak sejarah atau  vestigium yang berbentuk lisan, tertulis, dan berwujud benda yang dapat digunakan untuk mencari kebenaran masa lampau.
        Pengertian sumber sejarah dari beberapa ahli
a.      R. Mohammad Ali
Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah Indonesia sejak zaman purba sampai sekarang.
b.      Zidi Gazalba
Sumber sejarah adalah warisan yang berbentuk lisan, tertulis dan visual
c.       Muhammad Yamin
Sumber sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah. Berdasarkan bentuknya, sumber sejarah terdiri atas sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda.
  • Sumber Tertulis

Sumber tertulis adalah segala keterangan dalam bentuk laporan tertulis yang memuat fakta-fakta sejarah secara jelas. Sumber tertulis dapat  berupa dokumen, prasasti, dan manuskrip.
  • Sumber Lisan

Sumber lisan adalah segala keterangan yang dituturkan langsung oleh pelaku atau saksi peristiwa yang terjadi di masa lalu. Sumber lisan merupakan sumber pertama yang digunakan manusia dalam mewariskan suatu peristiwa sejarah. Akan tetapi, kadar kebenaran dalam sumber lisan sangat terbatas karena tergantung apda kesan, ingatan, dan tafsiran si pencerita.
  •  Sumber Benda

Sumber benda adalah segala keterangan yang dapat diperoleh dari benda-benda peninggalan budaya atau lazim dinamakan benda-benda purbakala atau kuno. Sumber benda dapat ditemukan apda benda-benda yang terbuat dari batu, logam, kayu, atau tanah.
a.      Sumber  Primer
Sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi yang melihat langsung peristiwa bersejarah dengan mata kepala sendiri atau saksi dengan menggunakan panca indera lain atau dengan alat mekanis yang hadir apda peristiwa itu (Misalnya kamera atau video). Sumber primer haruslah sezaman dengan peristiwa yang dikisahkan. Contoh sumber primer adalah dokumen, arsip, dan data.
b.      Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah sumber yang ditulis dengan menggunakan atau mengacu pada sumber primer. Jadi, sumber sekunder merupakan sumber dari tangan kedua atau sumber turunan. Contohnya adalah buku, skripsi, tesis dan laporan penelitian.

2. Bukti Sejarah
     Bukti sejarah terbuat menjadi dua macam berikut :
a.      Bukti  Tertulis
Bukti  tertulis memuat fakta-fakta sejarah secara jelas, mirip dengan sumber tertulis pada sumber sejarah. Bukti tertulis dapat berupa prasasti, naskah, aau babad.
b.      Bukti  tidak tertulis
Bukti tidak tertulis tidak berwujud konkret seperti benda. Meskipun demikian, bukti tidak tertulis mengandung unsur-unsur sejarah. Bukti tidak tertulis dapat berupa cerita atau tradisi.

1.    Fakta Sejarah
Fakta sejarah adalah kumpulan sumber atau data yang telah diuji melalui kritik sejarah. Fakta sejarah adalah wujud interpretasi seseorang terhadap sumber sejarah. Fakta sejarah terdiri atas tiga macam, yaitu fakta mental (mentifact), fakta sosial (sociofact), dan fakta benda (artifact)
a.    Fakta Mental
Fakta mental atau mentifact adalah fakta abstrak yang berupa keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat tertentu. Faka mental meliputi ide, konsep, gagasan, ideology, agama, dan inspirasi. Contoh : kepercayaan terhadap Nyi Roro Kidul. Fakta ini berada dalam ranah mental yang kadang menjadi penggerak sejarah pada szamannya. Kepercayaan Panembahan Senapati terhadap Nyai Roro Kidul menjadi penggerak munculnya Kerajaan Mataram Islam.
b.    Fakta Sosial
Fakta sosial atau sociofact adalah fakta yang berkembang dalam kehidupan suatu masyarakat pada zaman tertentu. Fakta sosial meliputi lembaga sosial, kelas sosial, pranata sosial, dan konflik sosial.
c.    Fakta Benda
Fakta benda atau artefak merupakan fakta yang berupa benda konkret. Benda-benda tersebut ditemukan melalui penggalian arkeologi, seperti tugu, prasasi, candi, kubur batu, atau nekara.


Fakta sejarah merupakan kumpulan informasi tentang suatu peristiwa yang telah dipilih berdasarkan tingkat keberartian dan keterkaitannya dengan proses sejarah tertentu. Berdasarkan kuat tidaknya informasi yang dapat disimpulkan, B acker membagi fakta sejarah menjadi dua macam, yaitu fakta kuat yang telah menjadi bukti sejarah (hard fact) dan fata lemah yang masih perlu diselidiki serta diuji kebenarannya (soft fact).

DASAR-DASAR PENELITIAN SEJARAH

A. Tahap Penelitian Sejarah
Sebelum melakukan penelitian sejarah, seseorang harus menetapkan topik penelitian. Tahapan penelitian sejarah disebut dengan metode sejarah. Meode sejaraha dalah usaha sejarawan dalam pemburuan jejak-jejak masa lampau dengan berdasarkan prinsip-prinsip yang sisematis dan seperangkat aturan-aturan untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, baik sumber-sumber kepustakaan (dokumen) maupun sumber-sumber wawancara. Tujuannya agar di dalam mencari sumber-sumber sejarahd apat lebih spesifik dan terarah. Menentukan topik penelitian sejarah harus berdasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti kedekatan emosional, kemampuan akademis dan tujuan praktis. Hal ini sangat  penting untuk mencapai keberhasilan sebuah penelitian. Kedekatan emosional terkait soal minat dan kedekatan emosi atau lokasi antara penelitian dan topic penelitian. Kemampuan akadmeis berhubungan dengan kemampuan keilmuan peneliti dalam mengerjakan topic penelitian. Adapun tujuan praktis dilatarbelakangi oleh faktor biaya yang dikeluarkan dan waktu yang dibutuhkand alam penelitian. Setelah menentukan topik, tahapan penelitian sejarah selanjutnya adalah heuristic, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
Berikut adalah tahapan dalam penelitian sejarah

  1. 1    Heuristik atau Pengumpulan Sumber
Heurisik adalah langkah awal dalam penelitian sejarah untuk mengumpulkan sumber-sumber yang relevan aau sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. Istilah heuristic berasal dari kaa yunani, heurikein yang berarti menemukan. Untuk melacak sumber sejarah, seorang sejarawan dapat mengumpulkan dokumen yang tersebar di perpustakaan atau instansi tertentu, mengunjungi situs sejarah, atau mewawancarai saksi sejarah (metode sejarah lisan)
Perlu diingat bahwa peristiwa masa lalu terdiri atas begitu banyak periode dan topic, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan milier. Dengan demikian , sumber-sumber datanya pun beraneka ragam sehingga usaha untuk menemukan sumber-sumebr daa sejarah akan sanga sukar. Untuk mempermudah dalam mencair sumber sejarha, kita harus membuat rumusan masalah yang akan diteliti dan melakukan klasifikasi atau penggolongan dari sekian banyak sumber tersebut. Dengan membuat rumusan masalah, keakuratan data dapat dicapai walaupun tidak semua sumber daa tersedia. Empat yang bisaa menyimpan sumber-sumber sejarah adalah perpustakaan dan kantor arsip. Kantor arsip nasional di Indonesia adalah ANRI atau Arsp Nasional Republik Indonesia yang berada di Jakarta Selatan. Kantor ANRI memuat berbagai macam dokumen sejarah Indonesia, terutama dokumen-dokumen pada masa penjajahan VOC dan pemerintah colonial Belanda.


  1. 2   Verifikasi atau Kritik Sumber
Verifikasi atau kritik sumber adalah usaha untuk menilai sumber-sumber sejarah yang telah terkumpul. Kritik sumber-sumber sejarah tersebut dilakukan untuk menguji kebenaran aau ketepatan (akurasi) sumber-sumber sejarah tersebut. Kritik meliputi kritik ekstern dan kritik intern.

a.       Kritik Ekstern
Kritik ekstern dilakukan utnuk menilai keaslian aau otentisitas bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber-sumber sejarah . Sebuah dokumen yang berfungsi sebagai sumber sejarah dianggap otentik atau asli jika benar-benar hasil karya aau benda peninggalan dari pemiliknya atau pembuatannya. Untuk menentukan apakah sumber sejarah ersebut asli, seorang sejarawan harus melakukan  ujian dan tes terhadap sumebr sejarah tersebut. Penelitian yang dapat dilakukan oleh sejarawan, misalnya menilai tentang waktu pembuatan dokumen (hari dan tanggal ) dan bahan (keras) yang dipakai untuk membuat sumber sejarah tersebut. Sejarawan juga dapat melakukan kritik ekstern dan menyelidiki tina untuk penulisan dokumen guna menemukan usia dokumen. Sejarawan dapat pula melakukan kritik ekstern dengan  mengidentifikasi tulisan tangan, tanda tangan, meterai, atau jenis hurufnya.
Setelah penelitian otentisitas sumber sejarah selesai, sejarawan harus menguji secara kritis inegritas sumber sejarah. Maksudnya sejarawan harus mengetahui apakah sumber itu tetap terpelihara keasliannya atau idak selama proses pendokumenan atau pencatatan dair pelakus ejarah. Apabila kesaksian itu telah diubah apda suatu waktu sejak diebrikan pertama kali dan perubahan-perubahan ini tidakd apat dilacak kebenarannya maka sumber sejarah tersebut sudah dianggap tidak otentik lagi dan kehilangan integritasnya. Integritas dan otentisitas sumber sejarah adalah dua aspek kritik ekstern yang sangat penting.

b.       Kritik Intern
Kritik intern adalah suaha untuk menentukan atau menyeleksi kredibilitas sumber-sumber sejarah yang telah  terkumpul. Kritik intern mengacu pada kebenaran isi dari sumber-sumber sejarah. Kritik ekstern dan kritik intern dilakukan untukmenyeleksi data yang  berasald ari sumber sejarah menjadi fakta sejarah. Kritik intern dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menilai secara intrinsik sumber-sumber sejarah dan membandingkan berbagai sumber sejarah.
Penilaian intrinsic dilakukan dengan menentukan sifat sumebr-sumber sejarah dan kredibilitas narasumber atau penulis sejarah. Maksudnya,s ejawrawan menentukan apakah keerangan atau informasi yang diberikan oleh saksi atau narasumber tersebut benar atau tidak. Membandingkan berbagai sumber sejarah dapat dilakukan dengan cara menguji kebenaran berbagai kesaksian sumber-sumber sejarah yang ada. Hal tersebut dilakukan dengan cara mencocokkan kesaksian satu sumber sejarah dengan sumber sejarah lainnya untuk memastikan bahwa kesaksian atau informasi yang diperoleh kredibel.



  1. 3   Interpretasi
Interretasi adalah penafsiran terhadap sumber-sumber sejarah yang telah diverifikasi. Interpretasi inilah yang sering dianggap menimbulkan subjektivitas dalam penulisan sejarah. Akan tetapi, subjektivitas tidakd apat dipisahkan dalam penulisan sejarah karena tana penafsiran sejarawan, sumber sejarah tidak akan bisa bicara dan tidak akan bermakna apa-apa. Unsur subjektivitas dapat dihindari dengan cara mencantumkand ata dan keterangan dari mana data itu diperoleh. Dengan begitu, orang lain dapat melihat dan menafsirkan ulang peristiwa sejarah berdasarkan sumber-sumber yang telah kita cantumkan tersebut.
Interpretasi dalam sejarah ada dua macam, yaitu analisis dan sintesis
a.      Analisis
Analisis adalah menguraikan sumebr-sumber sejarah untuk memperoleh fakta sejarah. Analisis ditempuh untuk memperoleh penjelasan dari sumber sejarah yang tidak secara implicit membahas suatu peristiwa. Untuk melakukan analisis diperlukan pemikrian dan ketajaman penafsiran untuk memperoleh sebuah kesimpulan.
b.      Sintesis
Sintesis adalah menyatukan analisis-analisis dari sumber sejarah. Kadang-kadang perbedaan antara analisisd an sintesis dapat dilupakan, sekalipun dua hal ini penting untuk proses berpikir. Analisis dan sintesis sebenarnya adlaah satu kesatuan dari interpretasi atau analisis sejarah. Kedua hal ini berbeda secara bertingkat, tetapi tidak secara kategori. Sintesis dibutuhkan untuk menyatukan analisis-analisis dari sumebr sejarah guna mencapai tujuan penelitian, yaitu mewujudkan dalam bentuk tulisan atau karya sejarah.


4. Historiografi atau Penulisan Sejarah
Historiografi adalah proses penulisan laporan hasil penelitian sejarha. Menurut  Louis Gottschalk, historiografi adalah rekonstruksi yang imajinatif berdasarkan data yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah. Dalam menuliskan hasil penelitian, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekadar untuk kepentingan dirinya. Hasil penelitiannya juga akan dibaca oleh orang lain. Oleh karena itu, sejarawan harus juga akan dibaca oleh orang lain. Oleh karena itu, sejarawan harus memeprhatikan kaidah-kaidah dalam ilmus ejarah, seperti ktonologi, akurasi, dan objektivitas dalam menulis kisah sejarah. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam historiografi adalah keterampilan menulis melalui penggunaan kata-kata dan bahasa  yang mudah dipahami, menarik, dan ilmiah. Menulis karya sejarah merupakan suatu perpaduan antara kerja seni (art) dan kemampuan berpikir kritis serta analitis (science)
Penyajian penelitian sejarah dalam bentuk tulisan mempunyai tiga bagian, yaitu pengantar, hasil penelitian, dan simpulan.
a.      Pengantar
Pengantar sering disebut dengan istilah pendahuluan. Pengantar berisi tentang latar belakang, permasalahan (pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian), tujuan penulisan, tinjauan pustaka dan komentar kita tentang tulisan orang lain yang karyanya kita jadikan acuan, teori dan konsep yang dipakai, serta sistematika penulisan.


b.      Hasil Penelitian
Hasil penelitian merupakan wujud pengungkapan hasil penelitian sejarah dalam bentuk tulisan. Bagian ini menunjukkan kebolehan dan kepiawaian seorang sejarawan dalam menyajikan hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan. Tanggungjawab atau tidaknya seorang sejarawan terletak apda sikap dia untuk mempertanggungjawabkan catatan dan lampiran yang dipakai. Setiap fakta yang ditulis harus didukung oleh data.
c.       Simpulan

Simpulan menyajikan tentang jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya telah dirumuskan pada bagian pengantar. Akan tetapi, perlu diingat bahwa simpulan bukanlah rangkuman dari isi bab hasil penelitian.

Sunday, 25 August 2013

Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Setelah mengenal Tulisan

B. Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia setelah Mengenal Tulisan
Bangsa Indonesia mulai mengenal tulisan atau memasuki zaman sejarah sejak abad ke-5M. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan penemuan sebuah prasasti berupa yupa did aerah Muara Kaman, tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang merupakan peninggalan Kerajaan Kutai.
Tulisan merupakans uatu hal yang sangat penting bagi sebuah bangsa. Melalui tulisan, masa lalu dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya. Bukti-bukti tertulis tersebut berupa prasasti, kitab, dan dokumen.

1.     Prasasti
Prasasti adalah peninggalan tertulis yang dipahatkan dand ilukiskan pada bahan yang tidak mudah rusak, seperti batu atau logam. Prasasti dibuat untuk mengabadikan suatu peristiwa penting yang dialami oleh  seoang raja atau sebuah kerajaan. Contoh peninggalan tertulis berupa prasasti, antara lain tujuh buah yupa (peninggalan Kerajaan Kutai); Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Pasir Awi, Prasasti Tugu, Prasasti Muara Cianten (peninggalan kerajaan tarumanegara); prasasti kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuwo, Prasasti Telaga Batu, Prasasti Kota Kapur, Prasasti Karang Berahi, Prasasti Ligor, dan Prasasti Nalanda (peninggalan Kerajaan Sriwijaya); Prasasti canggal, Prasasti Matyasih / Prasasti Kedu, Prasasti Kalasan,d an Prasasti Klurak (peninggalan Kerajaan Mataram Kuno ). Prasasti-prasasti tersebut ada yang berhuruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno; berhuruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta; berhuruf Pallawa dan berbahasa Jawa Kuno; berhuruf Pranagari dan berbahasa Sansekerta.

                                                             

                                                                                    
                                                                         (Prasasti Tugu)

2.    Kitab
Kitab adalah sebuah karya sastra yang ditulis oleh para pujangga pada masa lampau. Sebuah kitab biasanya ditulis atas perintah raja yang isinya banyak memuat tentang keagungan dan kebesaran raja yang bersangkutan. Contoh kitab yang pernah ditulis, antara lain sebagai berikut :
a.      Pada zaman Kediri
Pada zaman Kediri dihasilkan kitab-kitab sebagai berikut :
1)    Kitab Arjunawiwaha
Kitab Arjunawiwaha merupakan karya Mpu Kanwa. Kitab ini meriwayatkan Arjuna yang bertapa untuk mendapatkan senjata guna keperluan perang melawan Kurawa
2)   Kitab Kresnayana
Kitab kresnayana merupakan karya Mpu Triguna. Kitab ini memuat riwayat Kresna semasa kecil. Cerita yang mirip dengan Kresnayana adalah cerita dalam Kitab Hariwangsa karya Mpu Panuluh, yang digubah pada zaman raja jayabaya. Kitab Hariwangsa berisi kisah perkawinan kresna dengan Dewi Rukhimi.
3)   Kitab Smaradahana
Kitab Smaradahana merupakan karya Mpu Dharmaja pada masa Sri Kameswara. Kitab ini mengisahkan hilangnya suami istri Dewa Kama dan Dewi Ratih karena api yang keluar dari mata ketiga Dewa Syiwa.

4)   Kitab Baratayudha
Kitab Baratayudha merupakan karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Kitab ini berisi tentang peperangan selama 18 hari antara keluarga Pandawa dan Kurawa di padang Kurusetra.
5)   Kitab Gatotkacasraya
Kitab Gatotkacasraya merupakan karya Mpu Panuluh. Kitab ini menceritakan perkawinan Abimanyu (putra Arjuna) dengan Siti sundhari atas bantuan Gatotkaca (putra Bima). Kitab Gatotkacasraya ditulis pada zaman Raja Jayabaya.

b.       Pada Zaman Majapahit I
Pada zaman Majapahit I dihasilkan kitab-kitab sebagai berikut :
1.     Kitab Negarakertagama
Kitab Negarakertagama ditulis pada zaman pemerintahan Hayam Wuruk oleh Mpu Prapanca. Kitab ini berisi mengenai Kerajaan Singasarid ari masa pemerintahan ken Arok (raja pertama singasari) hingga Raja Hayam Wuruk (Majapahit)
2.    Kitab Sutasoma
Kitab Sutasoma merupakan karya Mpu Tantular. Kitab ini menceritakan Sutasoma, putra raja yang kemudian mendalami agama Budha. Dalam kitab ini terdapat kata Bhinneka tunggal ika, tan hama dharma mangrwa. Artinya, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu, dan tidak ada hokum yang mendua. Kata Bhinneka Tunggal Ika inilah yang kemudian menjadi semboyan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
3.    Kitab Arjunawijaya
Kitab Arjunawijaya merupakan karya Mpu Tantular. Kitab ini mengisahkan Raja Arjuna Sasrabahu dan Patih Sumantri melawan raksasa Rahwana dari Kerajaan Alengka
4.    Kitab Kutaramanawa
Kitab Kutaramanawa merupakan karya Gajah Mada. Kitab ini disusun berdasarkan kitab hokum Kutarasastra dan kitab hokum Munawasastra, kemudian disesuaikan dengan hokum adat pada waktu itu.

c.       Pada Zaman Majapahit II
Pada zaman Majapahit II dihasilkan kitab-kitab, antara lain Pararaton, Tantu Panggelaran, Calon Arang, Sundayana, Usana Bali, dan Cerita Parahiyangan. Kitab Pararaton berisi dongeng dan mitos. Pengarang kitab Pararaton sampai sekarnag belum diketahui. Kitab Pararaton terdiri atas dua bagian. Bagian peprtama berisi riwayat Ken arok sampai raja-raja Singasari. Bagian kedua mengisahkan Kerajaan majapahit  mulaid ari Raden Wijaya, Jayanegara, pemebrontakan ROnggolawe dan Sora, Perang Bubad, dan daftar raja sesudah Raja Hayam Wuruk.



d.      Pada Zaman Islam
Pada zaman Islam muncul banyak karya sastra, seperti hikayat andawa Lima, Hikayat Perang Pandawa Jaya, Hikayat Sri Rama, dan Hikayat Maharaja Rahwana. Selain kitab ada pula ceria panji, seperti Syair Ken Tambunan, Lelakon Mahesa Kuitir, Syair Panji Sumirang, Cerita Wayang Kinundang. Hikayat Panji Kuda Sumirang, dan Hikayat Panji Wilakusuma.
Selain hikayat, ada pula kitab suluk. Kitab ini bercorak magis, berisi ramalan, penentuan hari baik dan buruk, dan pemberian makna terhada suatu kejadian. Contoh kitab suluk, antara lain suluk Sukarasa (menceritakan K Sukrasa yang mencari ilmu untuk mendapatkan  kesempurnaan) Suluk Wujil (berisi wejangan Sunan Bonang, kepada Wujil, bekas abdi Raja Majapahit), dan Suluk Malang Sumirang (berisi ujian dan mengungkapkan seseorang yang telah mencapai kesempurnaan dan bersatu dengan Tuhan  YME)
Kitab yang ditulis oleh para pujangga dari kerajaan Islam di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
1)       Kitab Bustanus Salatin, ditulis oleh Nuruddin ar-Raniri dari Aceh.
Kitab ini berisi mengenai adat istiadat Aceh dan ajaran agama Islam
2)      Kitab Sultan Agung dari Mataram. Kitab ini berisi senang ajaran-ajaran filsafat. Sultanb Agung juga menulis kitab Nitisruti\, Nitisastra, dan Astabrata yang bersumber pada kitab Ramayana. Kitab-kitab tersebut berisi tentang tabiat baik.
3)     Kitab Ade Allopiloping Bicaranna Pabbahi’e oleh Amanna Gappa dari Makasar. Kitab  ini berisi tentang hokum-hukum perniagaan bagi Kerajaan Makasar.
3. Dokumen
Dokumen adalah surat berharga yang di dalamnya memua bukti terulis tentang suau perisiwa pada masa lalu. Dokumentas memiliki peran yang sangat penting untuk merekonstruksi perisiwa masa lalu. Oleh karena itu, dokumen perlu didokumentasikan. Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi yang termua pada dokumen.


Thank You ;)


Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan

A. Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan
Pada masyarakat yang belum mengenal tulisan, proses pewarisan kebudayaan dilakukan melalui trades lisan. Tradisi lisan adalah pengungkapan dengan bahasa lisan dari satu generasi ke generasi yang lain terkait dengan kebisaan / adat istiadat, kepercayaan, dan nilai moral. Menurut Kuntowijoyo, tradisi lisan merupakan sumber sejarah yang merekam masa lampau masyarakat. Tradisi lisan mengandung kejadian-kejadian sejarah, nilai-nilai moral, kepercayaan, adat istiadat, cerita khayalan, pribahasa, lagu dan mantra, serta petuah leluhur. Tradisi lisan ada sejak manusia memiliki kemampuan berkomunikasi.
1.        Cara Masyarakat Indonesia Mewariskan masa lalunya pada masa sebelum mengenal tulisan
a.    Keluarga
Melalui keluarga , masa lalu diwariskan kepada generasi penerus. Pengenalan dilakukan mulai dari yang sederhana (aspek-aspek material) hingga yang rumit (aspek-aspek nonmaterial). Aspek-aspek material, misalnya benda-benda yang dapat diraba dan dilihat. Aspek-aspek nonmaterial, misalnya kepercayaan, nilai, norma, dan bahasa. Pewarisan masa lalu tersebut dilakukan melalui sosialisasi langsung (disampaikan secara lisan atau dengan dongeng) maupun sosialisasi tidak langsung (dengan  contoh dalam  hal perilaku sehari-hari)
b.    Masyarakat
Masyarakat yang belum mengenal tulisan mewariskan masa lalunya melalui beberapa cara berikut
1)       Tradisi dan adat istiadat yang mengatur perilaku dan hubungan antarindividu
2)      Nasihat para leluhur yang dilestarikan melalui ingatan kolektif anggota masyarakat. Ingatan kolektif disampaikan secara lisan turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
3)     Peranan oranq yang dituakan atau pemimpin kelompok. Biasanya orang yang dituakan tersebut memiliki magis untuk menaklukkan alam.
4)     Membuat suatu peringatan melalui lukisan, perkakas hidup, dan bangunan tugu atau makam untuk memuja arwah nenek moyang. Semuanya itu dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya hanya dengan melihatnya.
5)     Masa lalu diwariskan melalui kepercayaan yang menyangkut kepercayaan terhadap roh-roh serta arwah nenek moyang. Hal tersebut termasuk sejarah lisan karena meninggalkan bukti sejarah berupa benda-benda dan bangunan peribadatan. Misalnya, menhir dan dolmen.

2.       Jejak Sejarah Masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan
Jejak sejarah masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan dapat ditelusuri melalui folklore, mitologi, legenda, dongeng, lagu daerah, dan upacara adat.
a.      Folklor
Folklor berasal dari bahasa Inggris, yaitu folk dan lore. Folk artinya sekelompok orang yang memiliki cirr-ciri fisik sama, sedangkan lore artinya kebudayaan yangd iwariskan secara lisan atau dengan alat bantu untuk mengingat kebudayaan itu.
Folklor memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)       Folklor adalah adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara  turun temurun, tetapi tidak dibukukan.
2)      Foklor diciptakan, disebarkan dan diwariskan secara lisand ari satu generasi ke generasi berikutnya.
3)     Folklor bersifat tradisional yang tersebar di wilayah tertentu dalam bentuk relative tetap dan disebarkan di antara kelompok tertentu dalam waktu yang cukup lama
4)     Folklor menjadi milik bersama dari kelompok tertentu karena pencipta pertamanya sudah tidak diketahui (anonim) sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan merasa memilikinya.
5)     Folklor mempunyai kegunaan dalam kehidupan masyarakat, yaitu sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan yang terpendam.
6)     Folklor terdiri atas banyak versi, mengandung pesan moral, dan mempunyai bentuk atau berpola.
7)      Folklor bersifat pralogis, lugu dan polos


                   (Folklore dari Bali, Seorang Petani yang setia).


Menurut Jan Harold Brunvard, folklore dapat digolongkan menjadi tiga macam sebagai berikut :
1)    Folklore LIsan
Folklor lisan adalah folklore yang disebarluaskan dan diwariskan secara lisan atau oral tradition. Jenis folklore lisan, antara lain bahasa rakyat, ungkapan tradisinal (peribahasa atau pepatah), pertanyaan tradisional (teka-teki), puisi rakyat, cerita rakyat, dan nyanyian rakyat. Nyanyian rakyat memiliki kegunaan rekreatif. Artinya, nyanyian rakyat dapat berfungs untuk mengusir kebosanan hidup sehari-hari maupun untuk menghindari dari kesukaran hidup sehingga dapat menjadi semacam pelipur lara. Ungkapan tradisional adalah kalimat pendek yang disarikand ari pengalaman yang panjang, misalnya peribahasa dan pepatah. Bahasa rakyat adalah bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi di antara rakyat dalam suatu masyarakat atau bahasa yang dijadikan sebagai sarana pergaulan dalam hidup sehari-hari. Misalnya, logat, dialek, kosa kata, dan julukan.
2)   Folklore sebagian lisan
Folklor sebagian lisan merupakan folklore campuran antara unsur lisan dan bukan lisan. Folklor sebagian lisan dikenals ebagai fakta sosial. Bentuk folklore sebagian lisana dalah kepecayaan rakyat (takhyul), permainan rakyat, teater rakyat, tari rakyat, pesta rakyat, dan upacara adat. Upacara adat yang berkembang di masyarakat didasarkan oleh adanya keyakinan ataupun kepercayaan masyarakat setempat. Upacara adat biasanya dilakukan sebagai ungkapan rasa terima kasih pada kekuatan-kekuatan yang dianggap ikan perlindungan dan kesejahteraan kepada mereka.
3)   Folklore bukan lisan
Folklor bukan lisan merupakan folklore yang berbentuk bukan lisan, tetapi cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Folklor bukan lisan biasanya berbentuk material atau artefak. Jenis folklore bukan lisan adalah artitektur rakyat, kerajinan tangan rakyat, pakaian tradisional, perhiasan tradisional, obat-obatan tradisional, masakan tradisional, dan minuman tradisional. Arsitektur merupakan sebuah seni atau  ilmu merancang bangunan. Bentuk arsitektur rakyat adalah prasasti dan bangunan-bangunan suci. Kerajinan tangan rakyat awalnya dibuat hanya sekedar untuk mengisi waktu senggang dan untuk kebutuhan rumah tangga.

b.       Mitologi
Mitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan makhluk halus pada suatu kebudyaaan. Mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, berisi penafsiran tentang asal-usul alams emesta, manusia, dan bangsa serta mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib.
Cerita yang dimiliki setiap suku bangsa di Indonesia biasanya terkait dengan sejarah kehidupan masyarakat di suatu daerah, seperti awal mula masyarakat menempati suatu daerah. Contoh kisah yang ada  dalam mitos adlaah tentang etrjadinya alam semesta, d unia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk topografi, dan gejala alam serta petualangan para dewa, kisah percintaan , hubungan kekerabatan, kisah perang, dunia dewata, dan makanan pokok.
Mitos yang berkembang di Indonesia dibagi menjadi dua macam berdasarkan  tempat asalnya,  yaitu asli Indonesia dan dari luar negeri (terutama dari India, Arab, dan Timur Tengah). Mitos dari luar negeri umumnya telah disesuaikan atau diadaptasikan dengan lingkungan di Indonesia sehingga tidak terasa lagi keasingannya. Contoh, orang Jawa telah mengadposi dewa-dewa serta pahlawan-pahlawan Hindu sebagaid ewa dan pahlawan Jawa. Orang Jawa percaya bahwa mitos  yang berasal dari epos Ramayana dan Mahabarata terjadi di Pulau Jawa dan bukan di India.
Contoh cerita mitos, antara lain Leak dan Barong di Bali; Kisah terjadinya Gunung Batok (Gunung Bromo), Dewi Sri di Jawa Tengah dan Bali; Nyai Pohaci di Jawa Barat; Nyai Roro Kidul di Yogyakarta; Mado-Mado (lawalangi) di Nias. Berdasarkan tempat asalnya, mitos di Indonesia terbagi menjadi dua macam, yaitu asli Indonesia dan berasal dari luar negeri terutama dari India, Arab, dan Kawasan Laut Tengah. Mitos dari luar negeri umumnya sudah digubah dand isesuaikan dengan unsur-unsur lokal di Indonesia.




            (Salah satu mitos di indonesia , Myi Ratu Kidul)


c.       Legenda
Legenda adlaah cerita rakyat yang dianggap sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi pada zaman dahulu
1)       Legenda bersifat sekuler atau keduniawian. Legenda terjadi pada masa yang belum begitu lampau dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang
2)      Legenda ditokohi oleh manusia bisaa. Akan tetapi, adakalanya manusia tersebut mempunyai sifat luar bisaa dan seringkali dibantu makhluk – makhluk gaib
3)     Legenda sering dianggap sebagai sejarah kolektif atau folk history. Meskipun dianggap sebagai sejarah,  tetapi kisahnya tidak tertulis. Oleh karena itu, isi legenda dapat mengalami penyimpangan sehingga seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.
4)     Legenda diwariskan secara turun-temurun. Legenda biasanya berisi petuah atau petunjuk mengenai yang benar dan yang salah. Dalam legenda dimunculkan pula berbagai sifat dan karakter manusia dalam menjalani kehidupannya. Sifat dan karkater yang mencakup sifat baik dan buruk serta sifat benar dan salah dapat dijadikan pedoman bagi generasi selanjutnya.
Menurut Jan Harold Brunvard, legenda dapat digolongkan menajdi empat yaitu legenda perseorangan, legenda keagamaan (religious legend), legenda daerah setempat,d an legenda dunia gaib.
1)       Legenda keagamaan (religious legend)
Legenda keagamaan adalah legenda yang memuat kisah-kisah keagamaan. Legenda yang termasuk dalam legenda keagamaan adalah kisah orang-orang suci atau saleh (hagiografi). Meskipun hagiografi telah tertulis, tetapi kisahnya masih merupakan folklore karena versi asalnya masih tetap hidup di antara rakyat sebagai tradisi lisan. Contoh legenda keagamaan (religious legend) adalah kisah Wali Sanga dan Syekh Siti Jenar.


                                          


                                                   (Legenda Wali Songo)

2)      Legenda alam gaib
Legenda alam gaib memuat kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang . Legenda alam gaib berfungsi untuk meneguhkan kebenaran takhayul atau kepercayaan rakyat. Contoh legenda dunia gaib adalah kisah tentang Kerajaan Pantai Selatan (Nyi Roro Kidul) dan kepercayaan terhadap adanya hantu, gendoruwo, sundelbolog, atau tempat-tempat gaib.

3)     Legenda daerah setempat
Legenda daerah setempat adalah legenda yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat, dan bentuk topografi atau bentuk permukaan suatu daerah. Contoh legenda daerah setempat, misalnya legenda asal mula Kota Surabaya (sura:hiu dan baya; buaya) atau legenda asal mula kota banyuwangi.

                                 


                                        (Legenda Asal Mula Kota Surabaya)



4)     Legenda perseorangan
Legenda perseorangan adalah cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap oleh pengarang ceritanya benar-benar pernah terjadi. Contoh legenda perseorangan, misalnya legenda Si Pitung dari Betawi.

                               


                                               (Legenda Si Pitung dari Betawi)




d.      Dongeng (Folktale)
Dongeng adlaah cerita yang tidak benar-benar terjadi. Misalnya, cerita tentang para dewa. Dongeng hanya bersifat hiburan yang pada umumnya berisi pelajarna moral atau bahkan ejekan dan sindiran. Hakikat dan inti dari dongeng disetiap daerah memiliki kesamaan pesan dan pelajaran. Dongeng terbagi menjadi dua bagian, yaitu dongeng binatang (fable) dan dongeng manusia.
Dongeng binatang adalah suatu cerita yang semua tokohnya adalah bnatang. Contoh dongeng binatang yang sudah sangat dikenal di masyarakat adalah Cerita Si Kancil. Dongeng ini mengajarkan tentang tolong menolong, penggunaan akal, dan kecerdikan. Dongeng manusia adalah cerita yang tokohnya adalah manusia atau menceirtakan kehidupan manusia. Contoh dongeng manusia adalah Ande-Ande Lumut, Si Kabayan, Bawang Merah dan Bawang Putih dan Sangkuriang.


                     

                                  (Legenda sangkuriang, Tangkuban perahu)



e.       Lagu Daerah
Lagu Daerah adalah lagu yang menggunakan bahasa daerah. Lagu daerah berkembang di daerah tertentu.
Lagu daerah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)       Lagu daerah terdiri atas kata-kata dan lagu yang keduanya tidak dapat dipisahkan
2)      Lagu daerah memiliki sifat mudah berubah-ubah (dapat diolah menjadi nyanyian pop)
3)     Lagu daerah beredar secara lisan di antara kelompok masyarakat tertentu dan memiliki banyak varian atau bentuk
4)     Lagu daerah memiliki bentuk sangat beraneka ragam dari yang paling sederhana sampai yang cukup rumit.

Lagu daerah memiliki fungsi sebagai berikut :
1)       Lagu daerah memiliki fungsi kreatif. Artinya, lagu daerah berguna untuk menghilangkan kebosanan hidup sehari-hari, menghibur diri, dan mengiringi permainan anak-anak
2)      Lagu daerah memiliki fungsi sebagai pembangkit semangat, terutama nyanyian utnuk bekerja. Misalnya, Holopis Kuntul Baris (Jawa Timur) dan Rambate Rata (Sulawesi Selatan )
3)     Lagu daerah memiliki fungsi sebagai protes sosial, yaitu protes mengenai ketidakadilan dalam masyarakat atau Negara bahkan dunia.
4)     Lagu daerah dapat dijadikan sebagai sarana untuk memelihara sejarah setempat dan klan.

f.        Upacara Adat
Upacara adat adalah rangkaian tidnakan atau perbuatan yang terikat pada aturan-aturan tertentu, baik aturan adat istiadat, agama, maupun kepercayaan. Contoh upacara adat di dalam masyarakat, yaitu upacara kematian / penguburan, mendirikan rumah, membuat perahu, memulai perburuan, dan pengukuhan kepala suku. Pelaksanaan upacara dat berfungsi sebagai ungkapan rasa terima kasih pada kekuatan-kekuatan dalam sekitar yang dianggap ikan perlindungan dan kesejahteraan. Selain itu, bertujuan untuk menghindarkan diri dari kemarahan kekuatan-kekuatan gaib yang dipercaya dapat berwujud berbagai malapetaka dan bencana alam. Contoh wujud upacara adat antara lain upacara Mapang Sri di Parahyangan, upacara Kasodo oleh masyarakat Tengger di Gunung Bromo, upacara, seren Taun di Kuningan dan upacara Larung Samudra melarung makanan ke tengah laut.


               


                                (Upacara Adat Suku Tengger di Bromo)




Thank you ;)
 
COPYRIGHTED © NEENA NARENDRA DAFFA | RENNAFA.BLOGSPOT.COM | 2013 ALL RIGHTS RESERVED