D. Perkembangan Historiografi di Indonesia
Pada
umumnya, histriografi sejarah Indonesia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
historiografi tradisional, historiografi colonial, dan historiografi nasional
1. Historiografi Tradisional
Historiografi radisionala dalah penulisan sejarah yang
apda umumnya lebih mengedepankan unsur keturunan (genealogi), tetapi mempunyai
kelemahan dalam struktur kronologi. Historiografi tradisional umumnya berisi
tentang kerajaan, kehidupan raja,d an sifat-sifat yang melebih-lebihkan raja
dan apra pengikutnya. Penulisan sejarah tradisional berkembang pada masa hindu
– Budha dan Islam.
Ciri-ciri historiografi tradisional adalah:
a. Merupakan refleksi /
gambarna cultural
b. Mengandung unsur mitos
c. Alam dipercaya mempunyai
kekuatan dalam jalannya sejarah
Contoh historiografi
tradisional, anatra lain kitab Arjuna Wiwaha, kakawin baratayudha, dan kidng
rangga lawe (masa hindu-Budha); Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Hikayat
Raja-Raja Pasa, dan Hikayat Aceh (masa Islam)
Pada masa penjajahan Barta, sumber-sumber local yang
berupa babad atau hikayat tidak dijadikan sumber dalam penulisan sejarah pada
masa itu. Veth berpendapat bahwa sumber-sumber lokal penuh dengan hal-hal yang
bertentangan dan tidak masuk akal. Apabila hal-hal yang tidak masuk akal atau
meragukan tersebut dibuang dari sumber-sumber tersebut maka tidak ada lagi
bahan yang dapat dijadikan sumber untuk penulisan sejarah. Oleh karena itu,
pada waktu Veth menulis bukunya tentang sejarah Indonesia, sumber-sumber local
mengenai abad ke – 17 dan 18 tidak digunakan.
Para
sejarawan Belanda pada masa itu menganggap bahwa bahasa pada sumber-sumber lokal
tidak bisa atau susah dimengerti karena tetlalu berbelit-belit. Oleh karena
itu, para sejarawan Belanda hanya mengandalkan sumber-sumber atau arsip Belanda
yang dianggap cukup banyak sehingga tidak memerlukan sumber local.
2. Historiografi Kolonial
Karena
selama satu abad lebih bangsa Eropa
memegang hegemoni dunia maka dunia barat memandang bahwa Eropa di yakini
sebagai pusat dari sejarah dunia dan pusat dari segala-galanya. Keyakinan
tersebut salah satunya didukung oleh Leopord von Ranke. Dia berpendapat bahwa
sejarah dunia adalah sejarah dari Barat semata. Sejarah bangsa-bangsa lainnya
tidak dianggap sebagais ejarah dunia. Sejarah bangsa-bangsa lainnya tersebut
baru dibahas ataud icantumkan jika ada sangkut pautnya dengan bangsa Eropa. Pandangan tersebut kemudian
melahirkan karya-karya sejarah yang
bersifat colonial atau historiografi colonial.
Historiografi
koloniala dalah penulisan sejarah Indonesia yang ditulis untuk kepentingan dan
dengan cara pandang colonial Belanda atau bersifat Eropasentris atau
Nearlandosentris. Peristiwa yang terjadi di Indonesia pada masa pemerintahan
Belanda ditulis berdasarkan kepentingan Belanda. Historiografi colonial berisi
kisah orang-orang Belanda di tanah jajahan (Indonesia) dan orang-orang pribumi yang memiliki peran dan
mendukung kepentingan pemerintah colonial. Orang-Orang pribumi yang tidak
memiliki peran dan menentang kepentingan pemerintah colonial tidak masuk dalam
sejarah kolonial.
Ciri-ciri historiografi kolonial
adalah
a. Bersifat diskriminatif;
b. Menggunakan sumber-sumber
Belanda;
c. Berisi tenang sejarah
orang besar dan sejarah politik;
d. Merupakan sejarah orang
Belanda di tanah jajahan (Indonesia)
e. Menganggap bahwa Indonesia
belum memiliki sejarah sebelum kedatangan orang-orang Belanda
Penulisan historiografi kolonial
dipelopori oleh penulis-penulis Belanda sebagai berikut :
a. F. Valentijn (1666-1727)
melalui karyanya yang berjudul Oud en
Nieuw oost Indien
b. Veth melalui karyanya
yang berjudul Java, Geografisch, Etnologisch, Historisch
c. Eykman dan Stapel melalui
karyanya yang berjudul Beknopt Leerboek der Geschiedenis van
Nederlandsch-Indie.
d. Van dam melalui karyanya
yang berjudul Beschrijvinge der O.I. Compagnie.
3. Historiografi Nasional
Historiografi
Nasional adalah penulisan sejarah Indonesia yang dilakukan menurut kacamatan
bangsa Indonesia dengan tetap berpegang pada aturan metode sejarah. Tokoh yang
mempelajari penulisan sejarah nasional Indonesia adlaah Prof. Dr. Sartono
Kartodirdjo. Beliau menulis sejarah Indonesia
dengan menggunakan konse pendekatan multidimensional. Artinya, suau
peristiwa sejarah ditulis dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial, seperti
antropologi, sosiologi, ilmu politik dan ilmu ekonomi.
Ciri-ciri hisoriografi Indonesia
adalah sebagai berikut :
a. Sumber yang digunakan
tidak hanya babad, tetapi juga hikayat, berita Cina, dan sumber arkeologis
b. Penulis adalah
orang-orang akademisi yang kritis dalam bidang bahasa, kesusastraan, dan
kepurbakalaan.
c. Tidak hanya mengangkat
sejarah orang-orang besar dan Negara saja, tetapi lebih pada kemanusiaannya,
yaitu kebudayaan.
d. Sumber tidak lagi hanya
sumber arsip, tetapi juga sumber local.
e. Sudah mendapat komparasi
/ perbandingan sumber colonial dan local