History Education: November 2013




HISTORY EDUCATION



Tuesday, 5 November 2013

PERKEMBANGAN HISTORIOGRAFI DI INDONESIA

D. Perkembangan Historiografi di Indonesia
Pada umumnya, histriografi sejarah Indonesia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu historiografi tradisional, historiografi colonial, dan historiografi nasional

1.  Historiografi Tradisional
Historiografi radisionala dalah penulisan sejarah yang apda umumnya lebih mengedepankan unsur keturunan (genealogi), tetapi mempunyai kelemahan dalam struktur kronologi. Historiografi tradisional umumnya berisi tentang kerajaan, kehidupan raja,d an sifat-sifat yang melebih-lebihkan raja dan apra pengikutnya. Penulisan sejarah tradisional berkembang pada masa hindu – Budha dan Islam.



Ciri-ciri historiografi tradisional adalah:
a.    Merupakan refleksi / gambarna cultural
b.    Mengandung unsur mitos
c.    Alam dipercaya mempunyai kekuatan dalam jalannya sejarah
                     Contoh historiografi tradisional, anatra lain kitab Arjuna Wiwaha, kakawin baratayudha, dan kidng rangga lawe (masa hindu-Budha); Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Hikayat Raja-Raja Pasa, dan Hikayat Aceh (masa Islam)
Pada masa penjajahan Barta, sumber-sumber local yang berupa babad atau hikayat tidak dijadikan sumber dalam penulisan sejarah pada masa itu. Veth berpendapat bahwa sumber-sumber lokal penuh dengan hal-hal yang bertentangan dan tidak masuk akal. Apabila hal-hal yang tidak masuk akal atau meragukan tersebut dibuang dari sumber-sumber tersebut maka tidak ada lagi bahan yang dapat dijadikan sumber untuk penulisan sejarah. Oleh karena itu, pada waktu Veth menulis bukunya tentang sejarah Indonesia, sumber-sumber local mengenai abad ke – 17 dan 18 tidak digunakan.
Para sejarawan Belanda pada masa itu menganggap bahwa bahasa pada sumber-sumber lokal tidak bisa atau susah dimengerti karena tetlalu berbelit-belit. Oleh karena itu, para sejarawan Belanda hanya mengandalkan sumber-sumber atau arsip Belanda yang dianggap cukup banyak sehingga tidak memerlukan sumber local.
2.  Historiografi Kolonial
Karena selama  satu abad lebih bangsa Eropa memegang hegemoni dunia maka dunia barat memandang bahwa Eropa di yakini sebagai pusat dari sejarah dunia dan pusat dari segala-galanya. Keyakinan tersebut salah satunya didukung oleh Leopord von Ranke. Dia berpendapat bahwa sejarah dunia adalah sejarah dari Barat semata. Sejarah bangsa-bangsa lainnya tidak dianggap sebagais ejarah dunia. Sejarah bangsa-bangsa lainnya tersebut baru dibahas ataud icantumkan jika ada sangkut pautnya dengan bangsa  Eropa. Pandangan tersebut kemudian melahirkan  karya-karya sejarah yang bersifat colonial atau historiografi colonial.
Historiografi koloniala dalah penulisan sejarah Indonesia yang ditulis untuk kepentingan dan dengan cara pandang colonial Belanda atau bersifat Eropasentris atau Nearlandosentris. Peristiwa yang terjadi di Indonesia pada masa pemerintahan Belanda ditulis berdasarkan kepentingan Belanda. Historiografi colonial berisi kisah orang-orang Belanda di tanah jajahan (Indonesia) dan   orang-orang pribumi yang memiliki peran dan mendukung kepentingan pemerintah colonial. Orang-Orang pribumi yang tidak memiliki peran dan menentang kepentingan pemerintah colonial tidak masuk dalam sejarah kolonial.
          Ciri-ciri historiografi kolonial adalah
a.     Bersifat diskriminatif;
b.     Menggunakan sumber-sumber Belanda;
c.     Berisi tenang sejarah orang besar dan sejarah politik;
d.    Merupakan sejarah orang Belanda di tanah jajahan (Indonesia)
e.     Menganggap bahwa Indonesia belum memiliki sejarah sebelum kedatangan orang-orang Belanda

                       Penulisan historiografi kolonial dipelopori oleh penulis-penulis Belanda sebagai berikut :
a.    F. Valentijn (1666-1727) melalui karyanya yang  berjudul Oud en Nieuw oost Indien
b.    Veth melalui karyanya yang berjudul Java, Geografisch, Etnologisch, Historisch
c.    Eykman dan Stapel melalui karyanya yang berjudul Beknopt Leerboek der Geschiedenis van Nederlandsch-Indie.
d.   Van dam melalui karyanya yang berjudul Beschrijvinge der O.I. Compagnie.

3.    Historiografi Nasional
Historiografi Nasional adalah penulisan sejarah Indonesia yang dilakukan menurut kacamatan bangsa Indonesia dengan tetap berpegang pada aturan metode sejarah. Tokoh yang mempelajari penulisan sejarah nasional Indonesia adlaah Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo. Beliau menulis sejarah Indonesia  dengan menggunakan konse pendekatan multidimensional. Artinya, suau peristiwa sejarah ditulis dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial, seperti antropologi, sosiologi, ilmu politik dan ilmu ekonomi.
          Ciri-ciri hisoriografi Indonesia adalah sebagai berikut :
a.     Sumber yang digunakan tidak hanya babad, tetapi juga hikayat, berita Cina, dan sumber arkeologis
b.     Penulis adalah orang-orang akademisi yang kritis dalam bidang bahasa, kesusastraan, dan kepurbakalaan.
c.     Tidak hanya mengangkat sejarah orang-orang besar dan Negara saja, tetapi lebih pada kemanusiaannya, yaitu kebudayaan.
d.    Sumber tidak lagi hanya sumber arsip, tetapi juga sumber local.

e.     Sudah mendapat komparasi / perbandingan sumber colonial dan local

JENIS-JENIS SEJARAH

  1. Jenis-jenis Sejarah

Sejarah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain berdasarkan geografis, lingkup waktu (zaman), tema dan wilayah kajian. Sejarah berdasarkan geografis, antara lain sejarah local, sejarah nasional, dan sejarah dunia. Sejarah berdasarkan lingku waktu atau zaman, antara lain sejarah zaman klasik, sejarah zaman zaman pertengahan, sejarah zaman modern, dan sejarah kontempores. Sejarah berdasarkan tema, antara lain sejarah politik, sejarah sosial, sejarah ekonomi, sejarah kebudayaan, sejarah mentalias, sejarah pendidikan, dan sejarah inelektual. Sejarah berdasarkan wilayah kajian, antar alain sejarah Asia Tenggara , Sejarah Amerika, Sejarah Ausralia, dan Sejarah Afrika.
            Berikut ini penjelasan dari beberapa jenis sejarah tersebut :
1.    Sejarah Dunia
Sejarah dunia adalah sejarah yang mempelajari peristiwa masa lampau dunia. Perisiwa yang dipelajari tersebut berpengaruh terhadap munculnya peristiwa sejarah yang lainnya. Pada umumnya, peristiwa tersebut  berkaitan satu sama lain. Contoh peristiwa Revolusi Rusia 1917 berpengaruh terhadap munculnya Partai Komunis Indonesia pada abad ke-20. Contoh sejarah dunia adalah tulisan Henry S. Lucas yang berjudul A Short History of Civilization.
2.    Sejarah Nasional
Sejarah nasionala dalah sejarah yang membahas tentang perjalanan sejarah suatu bangsa. Misalnya, sejarah nasional Indonesia sejak zaman Praaksara sampai sekarang yang menyangkut berbagai aspek kehidupan. Salah satu contoh karya sejarah nasional Indonesia adalah Sejarah Nasional Indonesia I-VI karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosuanto, menjadi Indonesia Karya Parakitri T. Simbolon, dan Sejarah Pergerakan Nasional : dari Budi Utomo sampai Proklamasi 1908 – 1945 karya Suhartono.
3.    Sejarah Lokal
Sejarah lokal adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau di suatu daerah di Negara tertentu. Contoh sejarah local adalah tulisan Bambang Suwondo, dkk, yang berjudul Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta, serta karya Mardanas Safwan yang berjudul Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah.
4.    Sejarah Sosial
Sejarah sosial adalah sejarah yang membahas kehidupan sosial masyarakat. Misalnya, kedudukan wania dalam kehidupan masyarakat dan statifikasi sosial masyarakat Indonesia pada masa colonial Belanda. Sejarah sosial belum lama berkembang di Indonesia. Berkembangnya sejarah sosial di Indonesia dimulai tahun 1960-an melalui karya Prof. Sartono Kartodirjo yang berjudul Thje  Peasants’s Revolt of Banten in 1888, Its Conditions, Corse, and Sequel. (Pemebrontakan Petani Banten Tahun 1888). Sejarah sosial mempunyai lingkup penelitian yang sangat luas dan ebraneka ragam. Sejarah sosial juga mempunyai hubungan yang erat dengan sejarah ekonomi sehingga bisa digolongkan menjadi sejarah sosial ekonomi.

5.    Sejarah Ekonomi
Sejarah ekonomi adalah sejarah yang membahas kehidupan ekonomi masyarakat. Munculnya sejarah ekonomi dilatarbelakangi oleh makin dominannya sejarah politik yang hanya membahas orang-orang besar dan peristiwa-peristiwa besar



6.    Sejarah Mentalitas
Sejarah mentaltas adalahs ejarah yang mengkaji aspek kepercayaan dan sikap-sikap manusia pada masa lalu. Bidang kajians ejarah mentalitas adalah ide, ideologi, mitos, sikap , watak, orientasi nilai, dan struktur kesadaran mentalitas adalah ilmu psikologi. Sumber sejarah menalitas, antara lain cerita rakyat ‘9folklore), kepercayaan rakya (folkbelief), lagu rakyat (folksong) lagu rakyat (folksong) dan tradisi lisan (oral radition) yang berkembang di suatu masyarakat, contoh karya sejarah mentalitas adalah tulisan kuntowijoyo yang berjudul Raja, Priyayi dan Kawula

7.    Sejarah Pendidikan
Sejarah pendidikan adalah sejarah yang mempelajari tradisi pemikiran para pemikir besar pendidikan, traidsi nasional, system  pendidikan, hubungan penddikan dengan eprubahan sosial keagamaan, ilmu pengetahuan, ekonomi, serta gerakan sosial. Sejarha pendidikan erat kaitannya dengan sejarah intelektual dan sejarah sosial. Contoh karya sejarah pendidikan adalah tulisan van der wal yang berjudul pendidikan di Indonesia 1900-1940. S. Nasution yang berjudul sejarah pendidikan Indonesia, dan tulisan I.J. Brugmans yang berjudul Geschiedenis van het Onderwijs in Nederlandsch-Indie 1900-1942
8.    Sejarah Intelektual
Sejarah intelektual merupakan satu cabang dan jenis disiplin baru dalam sejarah. Sejarah intelektual baru mulai dikenald an dikuliahkan sejakd ekade pertama abad ke-20 di Amerika Serikat. Sejarah intelektual memiliki bermacam-macam istilah di tiap Negara. Di Inggris dan Amerika Serikat dikenal dengan istilah history of ideas, intellectual history, dan history of mind; di Jerman dikenal dengan istilah geistesgeschichte dan ideengeschichter; di Prancis dikenal dengan istilah historie de la pensee, di Italia dikenal dengan istilah storia intellectualia.
Pokok masalah atau substansis ejarah intelektual dalam arti luas adalah keseluruhan dokumen, laporan, warisan, dan rekaman yang merepresentasikan atau merupakan hasil karya atau kreasi pikiran dan pemikiran manusia (human mind dan human intellect). Pola pikir manusia etrsebut dianggap memiliki pengaruh yang kuat terhadap perjalanan dan perubahan sejarah manusia. Misalnya, pemikiran Karl Marx melahirkan ideology komunis yang sangat berpenagruh etrhadap sejarah konempores dunia. Tema-tema yang dipelajari dealam sejarah intelektual dapat berupa filsafat, ide-ide, politik,s astra, ideology, gagasan baru, ilmu pengetahuan, dan kesenian.

Contoh karya sejarah intelektual, antara lain tulisan Diane Collinson (Lima Puluh Filosof Dunia yang menggerakkan). Robert B. Downs (Buku-Buku Pengubah Sejarah), Michael Foucault (Menggugat Sejarah Ide), dan Jostein Garder (Dunia Sophie).

SUMBER, BUKTI DAN FAKTA SEJARAH

B. Sumber, Bukti, dan Fakta Sejarah
    1. Sumber dan Bukti Sejarah
Sumber dan bukti sejarah adalah segala  bentuk jejak sejarah atau  vestigium yang berbentuk lisan, tertulis, dan berwujud benda yang dapat digunakan untuk mencari kebenaran masa lampau.
        Pengertian sumber sejarah dari beberapa ahli
a.      R. Mohammad Ali
Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah Indonesia sejak zaman purba sampai sekarang.
b.      Zidi Gazalba
Sumber sejarah adalah warisan yang berbentuk lisan, tertulis dan visual
c.       Muhammad Yamin
Sumber sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah. Berdasarkan bentuknya, sumber sejarah terdiri atas sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda.
  • Sumber Tertulis

Sumber tertulis adalah segala keterangan dalam bentuk laporan tertulis yang memuat fakta-fakta sejarah secara jelas. Sumber tertulis dapat  berupa dokumen, prasasti, dan manuskrip.
  • Sumber Lisan

Sumber lisan adalah segala keterangan yang dituturkan langsung oleh pelaku atau saksi peristiwa yang terjadi di masa lalu. Sumber lisan merupakan sumber pertama yang digunakan manusia dalam mewariskan suatu peristiwa sejarah. Akan tetapi, kadar kebenaran dalam sumber lisan sangat terbatas karena tergantung apda kesan, ingatan, dan tafsiran si pencerita.
  •  Sumber Benda

Sumber benda adalah segala keterangan yang dapat diperoleh dari benda-benda peninggalan budaya atau lazim dinamakan benda-benda purbakala atau kuno. Sumber benda dapat ditemukan apda benda-benda yang terbuat dari batu, logam, kayu, atau tanah.
a.      Sumber  Primer
Sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi yang melihat langsung peristiwa bersejarah dengan mata kepala sendiri atau saksi dengan menggunakan panca indera lain atau dengan alat mekanis yang hadir apda peristiwa itu (Misalnya kamera atau video). Sumber primer haruslah sezaman dengan peristiwa yang dikisahkan. Contoh sumber primer adalah dokumen, arsip, dan data.
b.      Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah sumber yang ditulis dengan menggunakan atau mengacu pada sumber primer. Jadi, sumber sekunder merupakan sumber dari tangan kedua atau sumber turunan. Contohnya adalah buku, skripsi, tesis dan laporan penelitian.

2. Bukti Sejarah
     Bukti sejarah terbuat menjadi dua macam berikut :
a.      Bukti  Tertulis
Bukti  tertulis memuat fakta-fakta sejarah secara jelas, mirip dengan sumber tertulis pada sumber sejarah. Bukti tertulis dapat berupa prasasti, naskah, aau babad.
b.      Bukti  tidak tertulis
Bukti tidak tertulis tidak berwujud konkret seperti benda. Meskipun demikian, bukti tidak tertulis mengandung unsur-unsur sejarah. Bukti tidak tertulis dapat berupa cerita atau tradisi.

1.    Fakta Sejarah
Fakta sejarah adalah kumpulan sumber atau data yang telah diuji melalui kritik sejarah. Fakta sejarah adalah wujud interpretasi seseorang terhadap sumber sejarah. Fakta sejarah terdiri atas tiga macam, yaitu fakta mental (mentifact), fakta sosial (sociofact), dan fakta benda (artifact)
a.    Fakta Mental
Fakta mental atau mentifact adalah fakta abstrak yang berupa keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat tertentu. Faka mental meliputi ide, konsep, gagasan, ideology, agama, dan inspirasi. Contoh : kepercayaan terhadap Nyi Roro Kidul. Fakta ini berada dalam ranah mental yang kadang menjadi penggerak sejarah pada szamannya. Kepercayaan Panembahan Senapati terhadap Nyai Roro Kidul menjadi penggerak munculnya Kerajaan Mataram Islam.
b.    Fakta Sosial
Fakta sosial atau sociofact adalah fakta yang berkembang dalam kehidupan suatu masyarakat pada zaman tertentu. Fakta sosial meliputi lembaga sosial, kelas sosial, pranata sosial, dan konflik sosial.
c.    Fakta Benda
Fakta benda atau artefak merupakan fakta yang berupa benda konkret. Benda-benda tersebut ditemukan melalui penggalian arkeologi, seperti tugu, prasasi, candi, kubur batu, atau nekara.


Fakta sejarah merupakan kumpulan informasi tentang suatu peristiwa yang telah dipilih berdasarkan tingkat keberartian dan keterkaitannya dengan proses sejarah tertentu. Berdasarkan kuat tidaknya informasi yang dapat disimpulkan, B acker membagi fakta sejarah menjadi dua macam, yaitu fakta kuat yang telah menjadi bukti sejarah (hard fact) dan fata lemah yang masih perlu diselidiki serta diuji kebenarannya (soft fact).

DASAR-DASAR PENELITIAN SEJARAH

A. Tahap Penelitian Sejarah
Sebelum melakukan penelitian sejarah, seseorang harus menetapkan topik penelitian. Tahapan penelitian sejarah disebut dengan metode sejarah. Meode sejaraha dalah usaha sejarawan dalam pemburuan jejak-jejak masa lampau dengan berdasarkan prinsip-prinsip yang sisematis dan seperangkat aturan-aturan untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, baik sumber-sumber kepustakaan (dokumen) maupun sumber-sumber wawancara. Tujuannya agar di dalam mencari sumber-sumber sejarahd apat lebih spesifik dan terarah. Menentukan topik penelitian sejarah harus berdasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti kedekatan emosional, kemampuan akademis dan tujuan praktis. Hal ini sangat  penting untuk mencapai keberhasilan sebuah penelitian. Kedekatan emosional terkait soal minat dan kedekatan emosi atau lokasi antara penelitian dan topic penelitian. Kemampuan akadmeis berhubungan dengan kemampuan keilmuan peneliti dalam mengerjakan topic penelitian. Adapun tujuan praktis dilatarbelakangi oleh faktor biaya yang dikeluarkan dan waktu yang dibutuhkand alam penelitian. Setelah menentukan topik, tahapan penelitian sejarah selanjutnya adalah heuristic, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
Berikut adalah tahapan dalam penelitian sejarah

  1. 1    Heuristik atau Pengumpulan Sumber
Heurisik adalah langkah awal dalam penelitian sejarah untuk mengumpulkan sumber-sumber yang relevan aau sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. Istilah heuristic berasal dari kaa yunani, heurikein yang berarti menemukan. Untuk melacak sumber sejarah, seorang sejarawan dapat mengumpulkan dokumen yang tersebar di perpustakaan atau instansi tertentu, mengunjungi situs sejarah, atau mewawancarai saksi sejarah (metode sejarah lisan)
Perlu diingat bahwa peristiwa masa lalu terdiri atas begitu banyak periode dan topic, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan milier. Dengan demikian , sumber-sumber datanya pun beraneka ragam sehingga usaha untuk menemukan sumber-sumebr daa sejarah akan sanga sukar. Untuk mempermudah dalam mencair sumber sejarha, kita harus membuat rumusan masalah yang akan diteliti dan melakukan klasifikasi atau penggolongan dari sekian banyak sumber tersebut. Dengan membuat rumusan masalah, keakuratan data dapat dicapai walaupun tidak semua sumber daa tersedia. Empat yang bisaa menyimpan sumber-sumber sejarah adalah perpustakaan dan kantor arsip. Kantor arsip nasional di Indonesia adalah ANRI atau Arsp Nasional Republik Indonesia yang berada di Jakarta Selatan. Kantor ANRI memuat berbagai macam dokumen sejarah Indonesia, terutama dokumen-dokumen pada masa penjajahan VOC dan pemerintah colonial Belanda.


  1. 2   Verifikasi atau Kritik Sumber
Verifikasi atau kritik sumber adalah usaha untuk menilai sumber-sumber sejarah yang telah terkumpul. Kritik sumber-sumber sejarah tersebut dilakukan untuk menguji kebenaran aau ketepatan (akurasi) sumber-sumber sejarah tersebut. Kritik meliputi kritik ekstern dan kritik intern.

a.       Kritik Ekstern
Kritik ekstern dilakukan utnuk menilai keaslian aau otentisitas bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber-sumber sejarah . Sebuah dokumen yang berfungsi sebagai sumber sejarah dianggap otentik atau asli jika benar-benar hasil karya aau benda peninggalan dari pemiliknya atau pembuatannya. Untuk menentukan apakah sumber sejarah ersebut asli, seorang sejarawan harus melakukan  ujian dan tes terhadap sumebr sejarah tersebut. Penelitian yang dapat dilakukan oleh sejarawan, misalnya menilai tentang waktu pembuatan dokumen (hari dan tanggal ) dan bahan (keras) yang dipakai untuk membuat sumber sejarah tersebut. Sejarawan juga dapat melakukan kritik ekstern dan menyelidiki tina untuk penulisan dokumen guna menemukan usia dokumen. Sejarawan dapat pula melakukan kritik ekstern dengan  mengidentifikasi tulisan tangan, tanda tangan, meterai, atau jenis hurufnya.
Setelah penelitian otentisitas sumber sejarah selesai, sejarawan harus menguji secara kritis inegritas sumber sejarah. Maksudnya sejarawan harus mengetahui apakah sumber itu tetap terpelihara keasliannya atau idak selama proses pendokumenan atau pencatatan dair pelakus ejarah. Apabila kesaksian itu telah diubah apda suatu waktu sejak diebrikan pertama kali dan perubahan-perubahan ini tidakd apat dilacak kebenarannya maka sumber sejarah tersebut sudah dianggap tidak otentik lagi dan kehilangan integritasnya. Integritas dan otentisitas sumber sejarah adalah dua aspek kritik ekstern yang sangat penting.

b.       Kritik Intern
Kritik intern adalah suaha untuk menentukan atau menyeleksi kredibilitas sumber-sumber sejarah yang telah  terkumpul. Kritik intern mengacu pada kebenaran isi dari sumber-sumber sejarah. Kritik ekstern dan kritik intern dilakukan untukmenyeleksi data yang  berasald ari sumber sejarah menjadi fakta sejarah. Kritik intern dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menilai secara intrinsik sumber-sumber sejarah dan membandingkan berbagai sumber sejarah.
Penilaian intrinsic dilakukan dengan menentukan sifat sumebr-sumber sejarah dan kredibilitas narasumber atau penulis sejarah. Maksudnya,s ejawrawan menentukan apakah keerangan atau informasi yang diberikan oleh saksi atau narasumber tersebut benar atau tidak. Membandingkan berbagai sumber sejarah dapat dilakukan dengan cara menguji kebenaran berbagai kesaksian sumber-sumber sejarah yang ada. Hal tersebut dilakukan dengan cara mencocokkan kesaksian satu sumber sejarah dengan sumber sejarah lainnya untuk memastikan bahwa kesaksian atau informasi yang diperoleh kredibel.



  1. 3   Interpretasi
Interretasi adalah penafsiran terhadap sumber-sumber sejarah yang telah diverifikasi. Interpretasi inilah yang sering dianggap menimbulkan subjektivitas dalam penulisan sejarah. Akan tetapi, subjektivitas tidakd apat dipisahkan dalam penulisan sejarah karena tana penafsiran sejarawan, sumber sejarah tidak akan bisa bicara dan tidak akan bermakna apa-apa. Unsur subjektivitas dapat dihindari dengan cara mencantumkand ata dan keterangan dari mana data itu diperoleh. Dengan begitu, orang lain dapat melihat dan menafsirkan ulang peristiwa sejarah berdasarkan sumber-sumber yang telah kita cantumkan tersebut.
Interpretasi dalam sejarah ada dua macam, yaitu analisis dan sintesis
a.      Analisis
Analisis adalah menguraikan sumebr-sumber sejarah untuk memperoleh fakta sejarah. Analisis ditempuh untuk memperoleh penjelasan dari sumber sejarah yang tidak secara implicit membahas suatu peristiwa. Untuk melakukan analisis diperlukan pemikrian dan ketajaman penafsiran untuk memperoleh sebuah kesimpulan.
b.      Sintesis
Sintesis adalah menyatukan analisis-analisis dari sumber sejarah. Kadang-kadang perbedaan antara analisisd an sintesis dapat dilupakan, sekalipun dua hal ini penting untuk proses berpikir. Analisis dan sintesis sebenarnya adlaah satu kesatuan dari interpretasi atau analisis sejarah. Kedua hal ini berbeda secara bertingkat, tetapi tidak secara kategori. Sintesis dibutuhkan untuk menyatukan analisis-analisis dari sumebr sejarah guna mencapai tujuan penelitian, yaitu mewujudkan dalam bentuk tulisan atau karya sejarah.


4. Historiografi atau Penulisan Sejarah
Historiografi adalah proses penulisan laporan hasil penelitian sejarha. Menurut  Louis Gottschalk, historiografi adalah rekonstruksi yang imajinatif berdasarkan data yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah. Dalam menuliskan hasil penelitian, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekadar untuk kepentingan dirinya. Hasil penelitiannya juga akan dibaca oleh orang lain. Oleh karena itu, sejarawan harus juga akan dibaca oleh orang lain. Oleh karena itu, sejarawan harus memeprhatikan kaidah-kaidah dalam ilmus ejarah, seperti ktonologi, akurasi, dan objektivitas dalam menulis kisah sejarah. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam historiografi adalah keterampilan menulis melalui penggunaan kata-kata dan bahasa  yang mudah dipahami, menarik, dan ilmiah. Menulis karya sejarah merupakan suatu perpaduan antara kerja seni (art) dan kemampuan berpikir kritis serta analitis (science)
Penyajian penelitian sejarah dalam bentuk tulisan mempunyai tiga bagian, yaitu pengantar, hasil penelitian, dan simpulan.
a.      Pengantar
Pengantar sering disebut dengan istilah pendahuluan. Pengantar berisi tentang latar belakang, permasalahan (pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian), tujuan penulisan, tinjauan pustaka dan komentar kita tentang tulisan orang lain yang karyanya kita jadikan acuan, teori dan konsep yang dipakai, serta sistematika penulisan.


b.      Hasil Penelitian
Hasil penelitian merupakan wujud pengungkapan hasil penelitian sejarah dalam bentuk tulisan. Bagian ini menunjukkan kebolehan dan kepiawaian seorang sejarawan dalam menyajikan hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan. Tanggungjawab atau tidaknya seorang sejarawan terletak apda sikap dia untuk mempertanggungjawabkan catatan dan lampiran yang dipakai. Setiap fakta yang ditulis harus didukung oleh data.
c.       Simpulan

Simpulan menyajikan tentang jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya telah dirumuskan pada bagian pengantar. Akan tetapi, perlu diingat bahwa simpulan bukanlah rangkuman dari isi bab hasil penelitian.
 
COPYRIGHTED © NEENA NARENDRA DAFFA | RENNAFA.BLOGSPOT.COM | 2013 ALL RIGHTS RESERVED